JAKARTA, KOMPAS.TV- Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang menewaskan belasan warga dan puluhan lainnya luka-luka.
Pengamat BUMN Herry Gunawan menilai, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati harus bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
"Terutama Dirutnya harus tanggung jawab karena ini masalah teknis," kata Herry kepada Kompas.TV, Selasa (7/3/2023).
Herry mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara Polisi, penyebab kebakaran Depo Plumpang adalah kelalaian dari pemeriksaan rutin yang dilakukan pekerja Pertamina. Ia pun menilai kelalaian itu sebagai tindakan kriminal.
Baca Juga: Menengok Wujud Lahan Pelindo yang Rencananya Jadi Relokasi Depo Pertamina Plumpang
Apalagi, Depo Plumpang adalah objek vital negara seperti halnya Kilang Pertamina Cilacap dan Kilang Pertamina Balongan yang juga sering terbakar.
"Nicke bukan hanya harus mundur dari jabatannya, tapi juga harus diperiksa oleh polisi. Karena sudah terlalu sering (kebakaran). Pemeriksaan terhadap direksi penting, agar jangan sampai kejadian serupa terulang di lokasi lainnya," ujar Herry.
Menurutnya, Depo Plumpang juga sangat vital bagi Pertamina yang bisnis utamanya adalah minyak. Pertamina harusnya bisa memastikan semua lini bisnisnya dari mencari sumur baru dan produksi minyak di hulu, sampai memasarkannya ke pelanggan.
"Depo Plumpang ini kan menopang distribusi minyak Pertamina, jadi harus dijaga," ucapnya.
Baca Juga: Update Kebakaran Depo Plumpang: 10 Pegawai Pertamina Diperiksa Polisi, Ada Supervisor dan Satpam
Herry menuturkan, risiko kebakaran di Depo Plumpang harusnya lebih kecil jika dibandingkan dengan kilang yang dimiliki Pertamina. Karena depo hanyalah tempat untuk menyimpan minyak, sedangkan kilang merupakan tempat pengolahan minyak mentah menjadi BBM.
.
"Harusnya risikonya lebih kecil, kecuali ada yang merokok dekat tangki," sebutnya.
Dari pemeriksaan manajemen dan direksi Pertamina, akan diketahui celah yang menyebabkan kebakaran terjadi.
Misalkan, pihak Depo Plumpang sebenarnya sudah mengajukan proposal penggantian komponen tangki atau pipa sebagai bagian dari perawatan. Namun tak disetujui Direksi Pertamina hingga berakibat kebakaran.
Herry juga menyoroti peran Dewan Komisaris Pertamina, dimana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok duduk sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Baca Juga: Pertamina Telusuri Surat Pernyataan Tidak Menggugat yang Didapat Korban Kebakaran Depo Plumpang
Ia memaparkan, Dewan Komisaris mempunyai komite audit yang berada langsung dibawahnya. Komite audit itu bertugas untuk memantau semua unit kerja Pertamina dan bekerja sama dengan bagian manajemen risiko yang ada di bawah Nicke sebagai Dirut.
Komite audit ini berhak untuk memanggil direksi jika menemukan masalah.
"Nah tapi dengan berulangnya kebakaran di aset-aset vital Pertamina, jadi pertanyaan juga apakah sistem itu berjalan atau tidak," kata Herry.
Di sisi lain, sebenarnya mungkin saja Dewan Komisaris yang dipimpin Ahok sudah memberikan rekomendasi untuk perbaikan Pertamina. Namun eksekusinya tetap tergantung direksi sebagai pihak yang menjalankan perusahaan.
Ia juga menyoroti mayoritas anggota Dewan Komisaris Pertamina yang rangkap jabatan sebagai pejabat aktif di Kementerian/Lembaga. Sebut saja Sekretaris Jenderal Heru Pambudi yang juga menjabat Komisaris Pertamina.
Baca Juga: Pro-Kontra Relokasi Permukiman Penduduk dan Depo Pertamina Plumpang, Siapa Harus Pindah?
Hal itu membuat Dekom Pertamina jadi tidak bisa maksimal mengawasi kerja Direksi. Muncul juga desakan agar Nicke diberhentikan dari posisinya. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, dirinya bisa saja memecat Nicke namun itu bukan solusi yang diperlukan saat ini.
Herry Gunawan punya sudut pandang lain. Ia menilai Nicke punya kemampuan "menyenangkan" para pemegang kepentingan di Pertamina.
Sehingga, ia masih bertahan di pucuk pimpinan Pertamina meski ada beberapa kasus kebakaran fatal di objek vital Pertamina, selama masa kepemimpinannya.
"Nicke itu mampu meng-entertain para pemegang kepentingan, sehingga dia dengan awet dengan posisinya sekarang," tegas Herry.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.