Baca Juga: Fitur Paylater Usik Eksistensi Kartu Kredit
"Jangan sampai dong, cuma gara-gara belanja perintilan di e-commerce tapi telat bayar, cuma gara-gara delivery makanan pake utang tapi nggak dibayar langsung, lalu mau ngajuin KPR jadi sulit," sebutnya.
Skor kredit ini akan terlihat saat dilakukan pengecekan ke pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dulu pengecekan skor kredit ada di Bank Indonesia, dengan proses yang disebut BI Checking atau pengecekan riwayat kredit di Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia.
"Iya, dulu Bank Indonesia punya Sistem Informasi Debitur (SID), isinya informasi kredit nasabah. Keliatan tuh yang lancar & nggak. Makanya dulu umum istilah "blacklist bank", data peminjam bermasalah di sistem Bank Indonesia," katanya.
Namun, per 1 Januari 2018 BI Checking atau SID ganti jadi Sistem Layanan Informasi Keuangan atau SLIK yang sekarang dikelola OJK. Lantaran OJK juga menaungi lembaga selain bank, data pinjaman nasabah yang terdaftar juga semakin lengkap.
Baca Juga: Cara Klaim Kaca Mata di BPJS Kesehatan, Besaran Dananya Sesuai Kelas Kepesertaan
Nah, jika ingin mengecek skor kredit, nasabah bisa mengakses sendiri SLIK OJK. Namun, Annisa mengatakan saat ini sudah ada beberapa aplikasi yang menyediakan layanan serupa. Sehingga nasabah bisa mengetahui dirinya punya pinjaman di mana aja, berapa sisa pinjamannya, dan apakah dalam 6 bulan terakhir pembayarannya lancar.
Terakhir yang juga penting karena lagi marak kebocoran data, nasabah juga bisa mengecek, apakah identitasnya dipakai orang untuk mengajukan pinjaman.
"Ketika kamu mengajukan pinjaman kepada Institusi Keuangan, maka Institusi tersebut akan melakukan pengecekan kredit terhadap data dirimu. Banyaknya pengecekan kredit dapat berarti adanya pemalsuan identitas dan berdampak negatif terhadap skor kreditmu," ujar Annisa.
"Kan nggak lucu ya, kita nggak minjem tapi tau tau ada utang atas nama kita. Nggak dibayar pula sama orang yang ngambil data," ujarnya.
Baca Juga: Orangtua Dapat Bansos PKH, Pekerja Bisa Tetap Dapat BSU, Begini Penjelasannya
Ia mengingatkan saat berutang jadi semakin mudah, jangan sampai juga jadi menggampangkan uang. Annisa menyarankan agar utang sebisa mungkin untuk hal produktif.
"Kalau untuk konsumtif, seperlu apa sih barangnya sampai tidak bisa menunggu kamu punya uang," katanya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.