JAKARTA, KOMPAS.TV – Ahli bahan bakar dan pembakaran menanggapi foto yang viral di media sosial tentang nilai oktan (RON) Pertalite hanya 86, dan menyebut alat pengujinya tidak valid.
Menurut ahli bahan bakar dan pembakaran Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto, informasi terkait penggunaan alat portable tersebut pernah viral sebelumnya.
"Alat ujinya tidak valid. Pernah ramai dan dibuat video edukasinya oleh Pertamina," katanya, Jumat (8/10/2022), dikutip dari Kompas.com.
Tri juga menjelaskan tentang hasil berbeda yang muncul dari alat uji oktan portable. Kompas.com diberikan izin untuk mengutip penjelasannya.
Baca Juga: Viral Pertalite RON 90 Dicek Pakai Alat jadi 86, Pihak Pertamina Beri Penjelasan
Dalam video tersebut diperlihatkan cara pengujian BBM menggunakan alat portable dan CFR (Coordinating Fuel Research), yang biasa dipakai untuk mengukur oktan bahan bakar.
Pengujian menggunakan alat tersebut, kata dia, tak sembarang orang bisa melakukannya, karena hanya operator bersertifikat yang bisa melakukannya.
Pengujian menggunakan alat tersebut menunjukkan hasil yang berbeda, yakni pada alat tersebut hasil BBM yang diuji beroktan 87, sedangkan BBM yang diuji dengan CFR memiliki hasil 98,29.
“Hasil berbeda karena mesin CFR adalah alat uji oktan yang berlaku secara internasional dan cara kerjanya menduplikasi pembakaran dalam mesin,” tutur Tri.
"Kalau alat oktan yang beredar di pasaran bekerja dengan mengukur sifat fisika kimia bahan bakar sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan acuan, katanya lagi.
Ia menjelaskan, uji RON standar yang harus dipakai adalah ASTM B2699. Selain itu, metode dan alat uji yang berbeda imbuhnya juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
Hal sederhana yakni dapat dicontohkan pada pengukuran suhu atau temperatur.
"Kalau pakai termometer, Celsius dapat angka 100, tapi kalau diukur dengan termometer Fahrenheit hasilnya angka 212," tuturnya.
Sementara, pihak PT Pertamina mengklaim alat yang digunakan untuk menguji nilai oktan Pertalite yang hanya 86 tidak bisa menjadi patokan.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan alat pengujian RON yang akurat harus mengacu pada metode standar seperti ASTM RON methode.
Menurutnya, melalui metode standar seperti ASTM RON, seluruh pengujian bisa divalidasi dan alat yang dipakai selalu dikalibrasi.
Selain alat yang digunakan tidak bisa dijadikan patokan, pihaknya juga tidak bisa memastikan alat apa yang dipergunakan.
"Jika alat yang digunakan tersebut adalah Oktan Analyzer Portable, alat tersebut juga harus terbukti sudah terkalibrasi menggunakan certified reference material secara berkala," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (8/10).
Baca Juga: Truk Pertamina Terguling Sopir Positif Sabu
Pengujian terhadap Pertalite, tambah Irto, telah dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Industri Minyak dan Gas Bumi (Lemigas).
Pengujian tersebut mengambil 6 sampel Pertalite di SPBU wilayah Jakarta, dan hasilnya seluruh sampel menunjukkan hasil ataupun spek Pertalite masih sesuai dengan ketentuan.
“Seluruh sample menunjukkan hasil atau spek Pertalite masih sesuai dengan ketentuan Dirjen Migas No. 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM Jenis Bensin RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya KOMPAS.TV, foto hasil pengujian Pertalite dengan menggunakan alat, viral di media sosial.
Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa nilai oktan Pertalite hanya menunjukkan angka RON 86, padahal, Pertalite seharusnya memiliki RON 90.
Unggahan tersebut diunggah oleh akun Twitter @yo2thook pada Jumat (7/10/2022).
"Ini namanya perampokan dan aparat melempem seperti kerupuk kena air," tulis dia.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.