JAKARTA, KOMPAS.TV- Setelah menyatakan akan menggugat Elon Musk ke pengadilan, Twitter terus melancarkan serangan kepada pemilik Tesla tersebut. Twitter menyebut Musk "secara sadar" melanggar perjanjian untuk membeli perusahaan tersebut.
Pihak Twitter mengirim surat kepada Musk dan regulator terkait, yang isinya menegaskan Twitter tidak melanggar kewajibannya berdasarkan perjanjian merger. Berbeda dengan Musk yang ingin mengakhiri kesepakatan.
"Twitter menuntut Musk dan pihak terkait lainnya mematuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian, termasuk kewajiban mereka untuk menggunakan upaya terbaik masing-masing untuk mewujudkan dan mengefektifkan transaksi yang dimaksud sebelumnya," kata Twitter seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/7/2022).
Baca Juga: Google Hingga Twitter Wajib Daftar ke Pemerintah Hingga 20 Juli, Menkominfo Ingatkan Sanksi
Gugatan terhadap Elon Musk, akan diajukan Twitter pada pekan ini di pengadilan Delaware. Dalam surat tersebut, Twitter menyatakan perjanjian merger tetap berlaku. Pihak Twitter juga mengupayakan berbagai hal untuk mewujudkan kesepakatan merger.
Analis Benchmark Mark Zgutowicz menilai, dalam mengawal kesepakatan akuisisi, Twiiter juga harus memikirkan karyawannya. Serta data-data internal Twitter yang sudah terungkap ke pihak Musk, selama proses negosiasi berlangsung.
"Dewan Twitter harus memikirkan potensi kerugian bagi karyawan dan basis pemegang sahamnya dari setiap data internal tambahan yang terungkap dalam litigasi," ujar Zgutowicz..
Selain itu, saham Twitter dan Tesla.juga terdampak dari drama akuisisi tersebut. Pada perdagangan Senin (11/7) kemarin, saham Twitter berakhir turun 11,3 persen. Sementara, saham Tesla ditutup turun hampir 7 persen.
Baca Juga: Batal Beli Twitter, Elon Musk Akan Digugat di Pengadilan
Pakar hukum Brent Thill menyebut Twitter punya posisi hukum yang kuat dalam melawan Musk. Namun ia menyarankan Twitter lebih baik memilih negosiasi ulang atau penyelesaian lewat dialog daripada pertarungan pengadilan yang panjang.
Sebelumnya, Twitter meminta karyawan mereka untuk tidak berkicau soal Elon Musk yang batal membeli perusahaan tersebut.
Anjuran ini dikeluarkan penasihat umum Sean Edgett kepada para staf. Edgett mengatakan saat ini langkah hukum soal pembatalan pembelian masih berlangsung.
"Mengingat saat ini langkah hukum masih berlangsung, kalian sebaiknya menahan diri mencuit, Slack, atau membagikan komentar apa pun soal kesepakatan merger," tulis Edgett dalam memo kepada karyawan.
Baca Juga: Elon Musk Salah Bagikan Foto Harga Bensin di 7-Eleven, Ini Fakta Dibaliknya
Elon Musk pekan lalu tiba-tiba menyatakan ingin membatalkan pembelian Twitter karena perusahaan media sosial tersebut "gagal atau menolak" memberikan informasi soal jumlah akun palsu di platform.
Ketua dewan Twitter melalui akun resminya menyatakan akan menempuh langkah hukum untuk peristiwa ini. Tidak lama setelah pengumuman pembatalan, karyawan Twitter beramai-ramai mengungkapkan ekspresi mereka di mikroblog tersebut.
Amir Shevat, yang bekerja di divisi pengembangan produk Twiter, mencuit "akhir musim pertama - menggantung sekali...".
Karyawan Twitter lainnya mengibaratkan rencana bisnis ini seperti sirkus. Lainnya berpendapat bahwa Musk tidak bisa berkata "tidak" lalu pergi begitu saja.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.