Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Dear GenZ, Jangan Ulangi 5 Kesalahan Keuangan Ini Ya

Kompas.tv - 24 Mei 2022, 11:24 WIB
dear-genz-jangan-ulangi-5-kesalahan-keuangan-ini-ya
Ilustrasi Generasi Z atau kelompok masyarakat yang lahir setelah tahun 1995. (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Masalah pengelolaan keuangan sudah menjadi hal yang lumrah dibahas oleh masyarakat saat ini. Bahkan, ada yang sampai mengikuti kelas personal finance untuk belajar mengelola keuangan pribadi.

Tujuannya macam-macam. Ada yang ingin terbebas dari utang, ada yang ingin tabungannya cepat banyak, ada yang ingin investasi buat sekolah anak, dan ada yang ingin tetap sejahtera di hari tua.

Ternyata, belajar mengelola keuangan di usia muda memang penting. Karena di usia inilah seseorang mulai bekerja, produktif, dan menghasilkan banyak yang. Jika tidak dikelola dengan baik, tentu akan merugikan diri sendiri.

Perencana Keuangan sekaligus Pendiri ZAP Finance Prita Ghozie mengatakan, generasi Z atau GenZ saat ini adalah kelompok masyarakat yang rentan melakukan kesalahan keuangan dan mengulanginya.

Baca Juga: Mau Tabungan Cepat Terkumpul? Coba Tips Menabung ala K-Popers Ini

GenZ adalah mereka yang lahir setelah tahun 1995. Sedangkan generasi millenials atau bisa juga disebut generasi Y adalah mereka yang lahir pada tahun 1980 sampai dengan 1994.

"Kata orang bijak, 20’s is the time to make mistakes, 30’s is the time to understand yourself, 40’s is the time to start living your dream," tulis di akun instagram pribadinya, dikutip Selasa (24/5/2022).

"Kayaknya sih bener, asalkan di usia 20an ga ngulang-ngulang kesalahan kayak ignorant people," tambahnya.

Berikut kesalahan keuangan yang paling sering dilakukan seseorang dan diulanginya.

1. Tidak Punya Tujuan Keuangan

Prita mengaku, sering mendapat pernyataan dari para GenZ jika mereka belum tahu apa tujuan hidup mereka.

Baca Juga: Waspada Penipuan CS Bank Palsu, Ini Ciri dan Tips Menghindarinya

"Mba, tujuan hidup aja kadang ga jelas, apalagi tujuan Keuangan," ujar Prita mencontohkan keluhan GenZ.

"Please stop, no excuses," ucap Prita.

Ia mengingatkan, jika kita tidak membuat budget pengeluaran, maka setiap menerima gaji, potensi pengeluaran akan berlebihan. Nantinya, kita jadi tidak punya tabungan. Tidak punya investasi, bahkan gaji saja tidak cukup sampai tanggal gajian berikutnya.

2. Mengutamakan Lifestyle

Prita menilai, sebagai generasi yang katanya lebih liberal maka GenZ punya gaya hidup yang jauh lebih beragam. Saking beragamnya, malahan jadi kena Fear of Missing Out atau FOMO.

"Akibatnya ke Keuangan malah semakin berantakan, karena kita sibuk mengejar lifestyle yang bahkan bukan sesuatu yang kita sukai," tutur Prita.

Baca Juga: Simak Tips Terhindar dari Kejahatan Siber "Phising" yang Bisa Curi Data Pribadi

3. Tidak mindful dengan alasan self reward

Prita mengatakan,  hampir mirip dengan kakaknya si milenial, GenZ ini memasuki adulthood di masa-masa sulit yaitu pandemi beserta transisinya. Implikasinya, membutuhkan self reward sebagai status pencapaian atau motivasi.

Bahayanya adalah karena GenZ melakukan konsumsi sebagai bagian dari ekspresi dan kepuasan diri. Maka GenZ pun tak ragu membayar harga premium untuk mendapat personalized Products.

"Solusinya supaya mindful, adalah buat jatah belanja dan self reward. Misalnya Rp500.000 atau Rp1 juta di rekening playing. Dan hanya pakai rekening itu hanya untuk transaksi," jelasnya.

4. Tidak Punya Dana Darurat

Prita menekankan, dana darurat itu penting terlepas statusnya sudah menikah atau jomblo. Apalagi buat GenZ yang jadi tulang punggung keluarga, wah penting banget!

"Dana darurat itu bakalan bermanfaat banget untuk segala keperluan dadakan dan tidak terduga. Untungnya kita sudah balik ke aktivitas normal. Jadi dana darurat GenZ pun bisa kembali menjadi 3x pengeluaran rutin bulanan," terang Prita.

Baca Juga: Bingung Pilih Jenis Investasi Syariah buat Biaya Haji? Ini Tips dari OJK

5. Tidak Memiliki Aset Investasi

Prita menyampaikan, seseorang tidak mempunyai aset investasi jika memiliki pola pikir tidak ingin memikirkan pensiun karena merasa baru memulai karir. Atau belum memikirkan dana pensiun karena merasa tidak punya ilmu dalam menyisihkan dan mengelolanya.

"Start aja dari kecil tapi konsisten. Misalnya 3 persen atau 5 persen dari gaji kamu, masuk ke investasi. Enggak sadar, lama kelamaan saldo kamu akan bertambah," sebut Prita.

Ia menegaskan, melakukan kesalahan keuangan memang tidak apa-apa. Namun, jangan melakukannya berkali-kali.

"Ingat, masa muda cuma sekali. Manfaatkan waktu dengan sepenuh hati," tandasnya.
 




Sumber :




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x