“Masyarakat Indonesia yang tahu HKTI hanya 34,6 persen. Untuk itu, disamping kita mempromosikan organisasi, kita juga melakukan langkah-langkah nyata di daerah. Kenalkan organisasi ini dengan baik kepada publik, jangan sampai masyarakat bingung HKTI yang mana ini, makanya para DPD HKTI harus menjawab, jangan sampai masyarakat bingung,” lanjut Moeldoko
Selain untuk memperoleh informasi, aplikasi pertanian tersebut nantinya dapat dijadikan wadah untuk menjual komoditas pertanian.
Seperti diketahui, pemasaran saat ini masih menjadi hambatan para petani dalam memasarkan produknya.
“Tahapan berikutnya aplikasi ini dapat digunakan sebagai marketplace, sehingga nanti para petani bisa transaksi di dalamnya, itu tahapan berikutnya,” ujar Kepala Staf Kepresidenan tersebut.
Baca Juga: Menteri Pertanian Optimis Ketersediaan Pangan Cukup Jelang Bulan Puasa
Di lain hal, Moeldoko juga berharap aplikasi ini dapat menjadi solusi untuk mengimbangi antara supply dan demand sehingga harga komoditas pertanian dapat stabil.
“Kalau terorganisasi dengan baik, maka akan memberikan kepastian. Tidak seperti sekarang yang terkadang-kadang naik kemudian jatuh merosot ke bawah. Aplikasi ini diharapkan nanti bisa seperti itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Direksi Qilaa International Group, Sheikh Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Thani menjelaskan tentang berbagai keuntungan aplikasi pertanian tersebut.
“Kita akan memberikan banyak hal yang gratis di aplikasi ini. Kita juga akan memberikan edukasi dan sekolah gratis bagi anak-anak petani," tutur Abdul Rahman Al Thani.
Setiap tiga bulan kita akan mengadakan kompetisi untuk para petani dengan hadiah menarik. Kita juga akan memberikan sumbangan mulai dari perbaikan rumah, pakaian dan lain-lain,” sambungnya.
Rencananya, dalam waktu sebulan kedepan aplikasi ini sudah dapat di download oleh masyarakat umum secara gratis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.