“Semoga terwujudnya legal merger Pelindo memberikan optimisme kepada masyarakat Indonesia, bahwa kepelabuhanan nasional akan terus tumbuh dan pada akhirnya dapat bersaing dengan pemain besar pelabuhan dunia,” ujar Tiko.
Baca Juga: BUMN Ini Mau Dibubarkan Erick Thohir, Pekerja: Istaka Bukan BUMN Hantu
Kini, PT Pelindo memiliki aset sebesar Rp112 triliun serta peoyeksi pendapatan Rp28,6 triliun per tahun. Sebagai induk holding BUMN pelabuhan, Pelindo akan memiliki 4 subholding atau anak perusahaan.
Mereka bergerak di sektor usaha petikemas; non-petikemas; logistics & hinterland development; marine; serta equipment & port services.
Lantas apa saja manfaat dari merger Pelindo? Yang pertama, biaya pengiriman barang semakin murah. Saat ini biaya logistik di Indonesia mencapai 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sedangkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, biaya logistiknya hanya 13 persen dan 8 persen dari PDB.
Setelah merger, biaya logistik akan ditekan dengan cara efisiensi operasional, melakukan standarisasi proses bisnis, dan pelayanan di pelabuhan. Sehingga produktivitas di kawasan pelabuhan meningkat.
Kedua, harga barang yang diangkut juga akan lebih murah. Sehingga meningkatkan daya saing produk Indonesia.
Baca Juga: 8 BUMN Diguyur PMN Rp52 Triliun, Buat Apa Aja Ya?
Ketiga, integrasi Pelindo juga akan memudahkan koordinasi pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan. Sehingga mendorong peningkatan konektivitas hinterland yang akan berdampak pada meningkatnya volume ekspor-impor dan trafik pelabuhan.
Terakhir, penggabungan ini diproyeksi dapat meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar nomor 8 dunia dengan target throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.