JAKARTA, KOMPAS.TV- BUMN Hutama Karya (HK) akan menjual sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) lewat Indonesia Investment Authority (INA). Ruas tol yang ditawarkan adalah Bakauheni-Palembang, Pekanbaru-Dumai, dan Medan-Binjai.
Direktur Utama HK Budi Harto menyatakan, penjualan itu untuk mengurangi defisit keuangan perusahaan. Dana yang diperoleh juga akan digunakan untuk mengembangkan ruas tol lainnya. Nantinya, INA akan mencarikan investor yang potensial untuk membeli tol yang dijual HK.
INA sebagai lembaga pengelola investasi memang diberikan kewenangan untuk mengelola investasi pemerintah pusat. Tidak hanya HK, Wijaya Karya dan Waskita Karya juga sudah menawarkan jalan tol miliknya kepada INA, untuk dijual lewat divestasi saham.
"Kalau kami tidak me-recycle ruas beroperasi, setiap tahun akan ada defisit kas, ini akan ditutup dengan pinjaman. Kami bisa berhasil bertransaksi dengan INA berdasarkan pinjaman kami dan ada kelebihan untuk ruas-ruas berikutnya," ujar Budi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (01/09/2021).
Baca Juga: Jalan Tol Balikpapan - Samarinda Siap Beroperasi Penuh
Kepada para anggota dewan, Budi juga menjelaskan total penyertaan modal negara (PMN) yang diterima HK untuk proyek JTTS. Sejak 2015 hingga 2020, HK sudah menerima Rp 27,1 triliun PMN.
Rinciannya, tahun 2015 sebesar Rp 3,6 triliun, di 2016 Rp 2 triliun, di 2019 Rp 10,5 triliun dan di 2020 Rp 11 triliun. Sedangkan untuk tahun ini, HK dialokasikan menerima PMN sebesar Rp25 triliun. Dari jumlah itu, pemerintah baru mencairkan Rp 6 triliun untuk HK.
"Total yang sudah kami terima Rp 27,1 triliun, ini belum termasuk Rp 6,2 triliun yang kami terima hari senin kemarin PMN tahun 2021," kata Budi.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Resmikan Jalan Tol Pertama di Kalimantan
Sementara tahun depan, HK meminta PMN sebesar Rp 31,35 triliun untuk proyek tol Trans Sumatera.
"Rencana penggunaan PMN tahun 2022 sebesar Rp 31,35 triliun untuk selesaikan beberapa ruas, Pekanbaru-Dumai Rp 293 miliar, Binjai-Langsa Rp 3,5 triliun, Simpang Indralaya-Muara Enim Rp 7,180 triliun, Kisaran-Indrapura Rp2,4 triliun," ujarnya.
PMN juga akan digunakan untuk proyek Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat senilai Rp 5 triliun, Toba Penanjung-Bengkulu Rp 1,23 triliun, Sigli-Banda Aceh Rp 6,37 triliun serta Pekanbaru-Pangkalan Rp 5,2 triliun.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.