JAKARTA, KOMPAS.TV- Produsen vaksin yang berbasis di Cambridge, Inggris, AstraZeneca Plc dikabarkan menjual 7,7% saham miliknya di perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Moderna Inc.
Penjualan saham tersebut menghasilan dana sebesar Rp 14,29 triliun. Seperti dikutip dari Reuters, AstraZeneca menjual sahamnya setelah valuasi saham Moderna melonjak, karena terobosan Moderna dalam membuat vaksin Covid-19.
Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari kedua perusahaan tersebut. Di sisi lain, AstraZeneca tetap bekerja sama dengan Moderna dalam pengembangan vaksin untuk jenis penyakit lain.
Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Sinopharm dan Moderna untuk Vaksin Mandiri
Moderna juga dapat menjual vaksin covid-19 AstraZeneca/Oxford University secara komersial di masa depan jika virus menjadi endemik.
Vaksin Moderna adalah salah satu vaksin yang digunakan pemrintah ASAL untuk memvaksinasi warganya. Moderna sendiri menargetkan penjualan vaksin tahun ini dapat mencapai US$ 18,4 miliar.
Penjualan vaksin Covid-19 yang sekarang dibutuhkan oleh semua orang dunia, memang menjadi berkah bagi perusahaan pembuatnya.
Baca Juga: Jualan Vaksin Corona, Pfizer Cuan Rp 210 Triliun
Produsen vaksin asal AS lainnya, Pfizer, menargetkan pendapatan sebesar US$ 15 miliar atau setara Rp 210 triliun (kurs Rp 14.000) dari penjualan vaksin Covid-19 sepanjang 2021.
Jumlah itu adalah seperempat dari target total pendapatan Pfizer tahun ini, yaitu sebesar US$ 59,4 miliar hingga US$ 61,4 miliar.
Target pendapatan dari vaksin itu bisa tercapai, jika perusahaan menandatangani lebih banyak kontrak penjualan vaksin.
Masih dikutip dari Reuters, Pfizer berencana membuat dua miliar dosis vaksin untuk tahun ini. Rencana itu ditopang okeh proyeksi meningkatnya permintaan vaksin untuk virus Covid-19 jenis baru dan program meningkatkan imun masyarakat.
Hingga akhir Mei mendatang, Pfizer akan mendatangkan 200 juta dosis vaksin ke Amerika Serikat. Yaitu dengan mengirim 10 juta dosis vaksin setiap pekan. Meningkatnya permintaan membuat Pfizer juga bekerja sama dengan produsen obat asal Perancis, Sanofi, untuk memperbanyak produksi vaksin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.