JAKARTA, KOMPAS.TV - Media sosial Twitter kini tengah ramai dengan tagar #SellerAsingBunuhUMKM. Warga Twitter mengungkapkan, ada penjual berbagai barang kebutuhan rumah tangga asal China yang bernama Mr Hu, yang menjual barang dengan harga murah lewat e-commerce Shopee.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan membuat UMKM dalam negeri kalah bersaing. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pun akan memanggil Shopee, untuk mengklarifikasi terkait Mr Hu.
Baca Juga: Ini Cara Dapat Kredit Murah Tanpa Agunan Rp 10 juta dari BRI
"Bahwa fenomena Mr Hu ini diketahui dan untuk mendalami serta klarifikasi, hari ini, Kamis 18 Februari 2021, pukul 13.00 Kemenkop UKM akan mengundang pihak Shopee untuk menjelaskan lebih detai," kata Teten seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (18/2/2021).
Teten belum mengetahui apa yang akan dilakukan ke Shopee untuk mengatasi fenomena Mr. Hu ini. Yang jelas, pihaknya ingin mendalami dulu kasus ini.
Baca Juga: Begini Cara Cek Penerima dan Pencairan BLT UMKM Rp 2,4 Juta di eform.bri.co.id/bpum
"Kita dalami dulu kasusnya karena memang Shopee yang kami ketahui bisa cross border, pintu masuk seller dari China," ujarnya.
Teten menegaskan, pemerintah akan selalu melindungi UMKM dalam negeri.
Salah satunya dengan menurunkan ambang batas harga barang yang dikenakan bea impor. Tadinya, harga minimal barang impor yang dikenakan bea masuk sebesar US$ 75, kini menjadi US$ 3.
Baca Juga: Heboh Dana Bantuan UMKM Dibisniskan Jasa Keuangan di Boltim, Ini Kata Kemenkop UKM
Pemerintah juga mengenakan tarif pajak impor sebesar 17,5%. Terdiri atas bea masuk 7,5% dan pajak pertambahan nilai (PPN) 10%.
Di sisi lain, pemerintah juga mempunyai program untuk meningkatkan kualitas produk UMKM dalam negeri. Yaitu dengan inkubasi, pelatihan dan pendampingan.
Baca Juga: UKM Indonesia Tembus Pasar Daring Terbesar Dunia
Begitupun dengan program Bangga Buatan Indonesia yang menjadi program nasional yang dijalankan setiap bulan oleh setiap kementerian dan dimotori oleh Kemenko Maritim dan Investasi.
Teten menilai, program digitalisasi KUKM ini telah berhasil dengan baik.
Tercatat, jumlah KUMKM yang onboard digital bertambah secara signifikan dari 7 juta menjadi 11,4 juta.
"Ini menjadi strategi untuk bertahan di masa pandemi, tetapi juga mempermudah pasar lokal untuk mendapatkan produk lokal dan secara khusus kami juga sudah berkoordinasi dengan menteri terkait untuk menggenjot ekspor produk UMKM," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.