Absennya perwakilan PSSI dalam pertemuan Jokowi dengan Infantino, kata Akmal, menujukkan adanya “kekecewaan” pemerintah terhadap PSSI.
“Sebagai pengurus PSSI seharusnya mereka sadar itu, mereka tidak dilibatkan kan berarti ada kekecewaan di sana,” tutur Akmal.
Mantan Kepala Departemen Infrastruktur, Keamanan, dan Keselamatan PSSI, Nugroho Setiawan mengatakan poin paling penting yang harus dihasilkan dari transformasi ini, khususnya pada aspek keselamatan dan keamanan, adalah kesamaan persepsi antara PSSI dan Polri.
Penanganan massa dalam sepak bola, sesuai regulasi FIFA semestinya lebih mengutamakan pencegahan kerugian atau korban. Namun polisi selama ini menggunakan cara-cara penegakan hukum.
“Yang kemarin itu di Kanjuruhan ada gap antara regulasi FIFA dan protap kepolisian. Harus dicari titik temunya, kapan dilakukan penindakan, siapa dan berbuat apanya itu harus dipastikan,” jelas Nugroho.
Dia juga menilai sosialisasi soal regulasi FIFA selama ini berjalan sporadis dan belum diterjemahkan dengan baik di lapangan. Akibatnya terjadi mispersepsi dan kesalahan prosedur.
“Ke depan saya rasa PSSI menerbitkan regulasi keamanan yang diadopsi dari FIFA, harus disempurnakan dan disosialisasikan secara terus menerus.”
“Jadi tidak lagi menghalau menggunakan gas air mata, tapi harus dengan upaya persuasif, misalnya menyemprotkan water canon untuk mengurai massa,” tutur dia.
Dalam pengamanan pertandingan di dalam stadion, Nugroho mengatakan PSSI juga bisa memaksimalkan peran stewards sipil.
“Stewardsnya bisa diambil dari perwakilan mereka, yang melarang itu temannya sendiri, kan enak komunikasinya,” kata Nugroho.
Transformasi ini juga diharapkan menghasilkan sebuah prosedur yang bisa menjadi acuan untuk memitigasi potensi risiko dari sebuah pertandingan.
Prosedur itu lah yang kata Nugroho harus dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan, terutama pertandingan derbi berisiko tinggi.
Mitigasi itu akan mencakup kesiapan tim medis hingga kesiapan evakuasi darurat.
Selain dari aspek keamanan itu, Nugroho juga mengatakan pemerintah dan PSSI memiliki tugas besar untuk membenahi infrastruktur stadion sepak bola.
Saat ini, mayoritas stadion di Indonesia belum ideal, seperti Stadion Kanjuruhan, yang bahkan tidak memiliki akses keluar masuk yang layak.
“Kalau infrastrukturnya sudah mendukung, aparatnya sudah terdidik ini sudah menimbulkan rasa aman dulu, sehingga masyarakat percaya bahwa pemerintah sudah memulai [transformasi], otomatis perilaku budaya organisasi baik regulator dan operatornya mengikuti,” tutur Nugroho.
B aca juga:
Sebelumnya diberitakan, pemerintah Indonesia dan FIFA sepakat untuk mengkaji ulang aspek keamanan, kelayakan stadion, hingga para pemangku kepentingan sepak bola sebagai tindak lanjut atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 133 orang pada 1 Oktober 2022 lalu.
Kesepakatan itu dibahas oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden FIFA, Gianni Infantino, dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (18/10).
“Kami bersepakat melakukan transformasi sepak bola Indonesia secara menyeluruh, memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan FIFA,” kata Jokowi dalam konferensi pers.
Sebagai bagian dari rencana transformasi ini, Jokowi mengatakan Stadion Kanjuruhan bakal diruntuhkan.
"Untuk Stadion Kanjuruhan di Malang, juga akan kita runtuhkan, dan kita bangun lagi sesuai dengan standar FIFA sebagai contoh standar stadion dengan fasilitas-fasilitas yang baik, menjamin keselamatan penonton, pemain, dan juga untuk suporter," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menuturkan bahwa tragedi ini menjadi “momentum perbaikan sistem persepakbolaan Indonesia”.
A kan tetapi, dalam pertemuan dengan Infantino, Presiden Jokowi sama sekali tidak menyebut isi laporan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
P adahal, dalam laporannya, TGIPF meminta Ketua PSSI dan jajarannya mundur dari jabatannya.
T GIPF juga menyimpulkan "kematian massal" di Stadion Kanjuruhan lebih disebabkan oleh gas air mata yang ditembakkan aparat.
Sementara itu, Infantino berjanji FIFA akan bermitra dengan pemerintah Indonesia, Konfederasi Sepak bola Asia (AFC), dan PSSI dalam proses transformasi itu.
Menurut dia, FIFA akan berkantor di Indonesia, dan sejumlah poin yang menjadi fokus transformasi adalah infrastruktur, operasional stadium, hingga perilaku suporter.
“Kami akan membawa ahli-ahli kami, kami akan membantu dan berinvestasi, kami akan memastikan Indonesia bisa bersinar di panggung sepak bola global,” kata Infantino.
Terlepas dari tragedi Kanjuruhan, Presiden Jokowi dan Infantino juga sepakat bahwa Indonesia akan tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan digelar pada Mei-Juni 2023.
“Semua segi persiapan dan pelaksanaannya harus dipastikan semua berjalan sesuai standar FIFA, ditangani secara baik dan profesional,” tutur Jokowi.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.