Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Indonesia kini dihantam pandemi COVID-19 yang mengubah pola hidup masyarakat dari segi ekonomi, sosial, dan budaya atau kini disebut sebagai "a new normal life." Tindakan pencegahan seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), hingga larangan untuk pergi jarak jauh bahkan pernah diterapkan sejak ratusan tahun lalu. Dalam sejarah kesehatan Indonesia, pandemi telah melanda kawasan Hindia Belanda (nama Indonesia sebelum 1942) sejak abad ke 19.
Tercatat, wabah atau pagebluk kolera masuk ke Hindia Belanda tahun 1821 di pulau Jawa. Tiga tahun sebelumnya, wabah ini pertama kali terdeteksi di Sungai Gangga, India lalu menyebar ke hampir seluruh kawasan di Asia sehingga wabah kolera disebut juga sebagai Pandemi Koleria Asiatik. Prof. Peter Carey (Peneliti Perang Jawa 1825-1830) mengungkapkan datangnya wabah di pulau Jawa adalah untuk menyambut seorang "Ratu Adil" yang akan memimpin perisitiwa besar dalam sejarah bangsa. Lalu siapakah tokoh yang dimaksud ini?
Sementara itu menurut peneliti pandemi Influenza Hindia Belanda Syefri Luwis, wabah Pes dan Influenza di Hindia Belanda mendorong pemerintah Kolonial menerapkan kebijakan kepada masyarakat untuk tidak berpergian, namun sempat ditentang karena mengakibatkan kerugian besar pada pergerakan ekonomi dan transportasi. Alhasil, penyebaran pes dan influenza dari tahun 1911 hingga 1921 memakan jutaan korban jiwa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.