JAKARTA, KOMPAS.TV – Pada tahun 2023, Tahun Baru Imlek dimulai pada 22 Januari mendatang. Perayaannya biasanya sarat akan akulturasi antara budaya Tionghoa dengan budaya setempat.
Komunitas Tionghoa ini tersebar di berbagai negara terutama Asia Timur dan Tenggara. Masing-masing pun mempunya tradisi yang unik. Lantas, apa saja ragam tradisi imlek di beberapa negara? Berikut informasinya dirangkum dari berbagai sumber.
Setiap budaya merayakan Tahun Baru Imlek secara berbeda dan beragam makanan dan tradisi melambangkan kemakmuran, kelimpahan, dan kebersamaan.
Kemudian sebagai persiapan Tahun Baru Imlek, rumah-rumah dibersihkan secara menyeluruh untuk menghilangkan roh-roh jahat, yang berkumpul selama tahun lalu. Membersihkan rumah dimaksudkan juga untuk membuka ruang untuk niat baik dan keberuntungan.
Beberapa keluarga juga mengadakan ritual untuk mempersembahkan makanan dan kertas kepada leluhur.
Budaya lain memasang kertas merah dan spanduk bertuliskan pesan kaligrafi tentang kesehatan dan keberuntungan yang baik di depan dan di dalam rumah.
Makanan terbuat dari beras ketan biasa disantap, karena makanan ini melambangkan kebersamaan. Sementara makanan-makanan lain melambangkan kemakmuran, kelimpahan, dan keberuntungan.
Baca Juga: Intip Sejarah dan Legenda yang Beredar tentang Tahun Baru Imlek
Di China, makanan khas Imlek yang disajikan biasanya adalah sup bola beras ketan, kue beras berbentuk bulan (kue Tahun baru), dan pangsit (Jiozi dalam Bahasa mandarin).
Selain itu, dalam budaya Tionghoa, ada santapan ikan yang dimasukkan sebagai makanan terakhir pada Malam Tahun Baru untuk keberuntungan. Dalam bahasa Tionghoa, pengucapan 'ikan' sama dengan pengucapan kata "surplus" atau 'kelimpahan'.
Terkadang, dalam beberapa tradisi memasukkan koin bersih ke dalam pangsit untuk keberuntungan. Pada akhir perayaan Imlek, terdapat Festival Lampion, parade, tarian, permainan, dan kembang api yang dirayakan pada hari terakhir perayaan Tahun Baru.
Di Korea, perayaan Tahun Baru Imlek biasa disebut dengan Seollal dan biasanya memunyai hari libur selama tiga hari.
Perayaan Tahun Baru Imlek di Korea pernah dihentikan dari tahun 1910-1945. Saat itulah Kekaisaran Jepang menganeksasi Korea dan memerintahnya sebagai koloni hingga akhir Perang Dunia II.
Lalu, perayaan Seollal secara resmi dihidupkan kembali pada tahun 1989, meskipun banyak keluarga sudah mulai melakukannya lagi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.