YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Arcolabs dan VMARS menginisiasi lokakarya simulasi hidup di Mars secara daring pada 3 sampai 6 Desember 2022. Simulasi hidup di Planet Mars yang berjudul Are You Ready For The Mars Mission? (Apakah Kamu Siap untuk Misi ke Planet Mars?) ini menjadi rangkaian kuliah umum bertajuk Art & Universe.
Program ini merupakan bagian dari seri kuliah mengenai seni kontemporer di Indonesia dan Korea yang didukung oleh Korea Foundation Jakarta. Dosen senior Aprina Murwanti dari Universitas Negeri Jakarta akan menjadi moderator dan memfasilitasi tanya jawab dengan audiens.
Dibimbing oleh Venzha Christ, pendiri VMARS, lokakarya ini berlangsung selama dua hari di sebuah ruangan terisolasi. Para peserta didorong menggunakan benda-benda di sekitar mereka untuk membuat perlengkapan bertahan hidup di Mars.
Baca Juga: VMARS, Analog Mars Pertama di Asia Tenggara Gencar Promosi ke Luar Negeri
Pada hari pertama, peserta akan mendapatkan sesi orientasi untuk membantu mereka membangun sistem modul untuk kehidupan baru di Mars. Dalam dua hari selanjutnya, para peserta akan mewujudkan modul yang sudah direncanakan untuk mencari solusi kehidupan di Mars.
Venzha Christ menggabungkan seni dan sains antariksa dalam karya- karyanya. Dalam kuliahnya, ia akan membahas peran seni dan seniman jika kemungkinan populasi manusia yang berasal dari Planet Bumi pindah ke Planet Mars.
Dalam proyeknya barunya, VMARS (v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station), Venzha telah berkolaborasi dengan lebih dari 40 institusi di dalam dan di luar Indonesia untuk mengembangkan praktik seni berdasarkan sains antariksa dan eksplorasi luar angkasa.
Pada 2018, ia menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang mengikuti simulasi hidup di Mars bersama Mars Society. Simulasi tersebut merupakan program kolaborasi antara beberapa organisasi, termasuk NASA dan SpaceX, dan berlangsung selama dua bulan di Mars Desert Research Station, Utah, AS. Venzha saat ini tinggal dan berkarya di Yogyakarta, Indonesia, tempatnya menginisiasi Indonesia Space Science Society (ISSS).
“Mars telah lama menjadi objek penelitian untuk habitat manusia setelah bumi. Namun, ada banyak kendala yang menghalangi kolonisasi manusia di Mars, termasuk tingkat oksigen yang rendah,” ujar Venzha Christ dalam keterangan tertulisnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.