> >

Mengungkap Fakta Menarik Fenomena Supermoon, Bisa Dilihat di Indonesia Besok!

Sains | 31 Juli 2023, 09:46 WIB
Penampakan bulan supermoon di Katedral St. Isak, St. Petersburg, Rusia, Senin (13/6/2022). (Sumber: Dmitry Lovetsky/Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena supermoon akan menyebabkan langit malam menjadi lebih terang dari biasanya pada Senin (1/8/2023), seperti diungkapkan oleh peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Clara Yono Yatini.

Supermoon terjadi saat bulan purnama berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Ini membuat bulan tampak lebih besar, lebih dekat, dan lebih terang dari biasanya.

Menurut Clara, fenomena supermoon dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia tanpa perlu menggunakan alat bantu.

Baca Juga: Mengenal Penerbangan Supermoon Qantas yang Ludes Terjual dalam 2,5 Menit

Tidak ada waktu puncak yang signifikan untuk menyaksikan supermoon, tetapi selama cuaca mendukung, bulan akan tampak terang sepanjang malam.

"Untuk tahun 2023 ini, supermoon akan terjadi di 3 Juli, 1 Agustus, 31 Agustus, dan 29 September," ungkap Clara dikutip dari Kompas.com, Senin (31/7).

Baca Juga: Rawon Posisi Pertama, Ini 10 Sup Terenak di Dunia 2023 Versi Taste Atlas

Ada 4 Supermoon di Tahun 2023

Pada 2023, terdapat empat supermoon. Sebelumnya sudah terjadi pada Senin (3/6/2023), dan akan ada lagi pada 3 Juli, 1 Agustus, 31 Agustus, dan 29 September.

Supermoon tidak berdampak bahaya bagi Bumi dan Indonesia, tetapi mungkin akan mempengaruhi pasang surut air laut.

Sturgeon Moon: Nama Lain Supermoon

Supermoon yang terjadi pada Senin (1/8/2023) juga dikenal sebagai sturgeon moon.

Nama ini merujuk pada ikan sturgeon raksasa yang paling mudah ditangkap selama musim panas di Great Lakes dan Lake Champlain di Amerika Utara.

Baca Juga: Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon 1 Agustus 2023, tanpa Perlu Alat Bantu

Asal Usul Istilah Supermoon

Asal usul istilah "supermoon" bukanlah dari ilmu astronomi, melainkan dari astrologi.

Richard Nolle pertama kali memperkenalkan istilah ini dalam sebuah artikel pada tahun 1979, dan sejak sekitar tahun 2004, istilah ini semakin dikenal dan populer.

Gravitasi dan Bentuk Orbit Bulan

Gravitasi menjadi pendorong utama di balik bentuk elips dari orbit bulan.

Namun, pengaruh tak hanya terbatas pada gravitasi Bumi; matahari serta planet lain juga memiliki andil dalam menentukan jalur perjalanan bulan.

Baca Juga: Dampak Supermoon yang akan Terjadi Petang Ini Pukul 18.00 WIB, Apakah Berbahaya bagi Bumi?

Dua Faktor Pendukung Terjadinya Supermoon

Fenomena supermoon muncul berkat dua elemen penting: perigee, di mana bulan berada dalam posisi terdekat dengan Bumi, dan fase purnama yang memukau.

Prediksinya, supermoon akan menghadirkan pesona 30 persen lebih cemerlang serta mengagumkan dengan ukuran 14 persen lebih besar dari biasanya.

Meskipun demikian, mengamati perbedaannya dengan mata telanjang bisa menjadi tantangan tersendiri.

Penulis : Danang Suryo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU