Arti Mimpi Naik Haji dan Ibadah di Tanah Suci, Simak Penjelasan Ulama
Beranda islami | Diperbarui 14 September 2022, 00:23 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Berhaji ke tanah suci merupakan impian setiap muslim di mana pun. Tak jarang, begitu besarnya keinginan tersebut sampai-sampai terbawa mimpi. Lantas bagaimana jika ketika tidur seseorang bermimpi naik haji, apa makna di baik mimpi-mimpi tersebut?
Ustaz Muhammad Aiz Luthfi, di situs resmi Nahdlatul Ulama (NU) menjelaskan tentang arti mimpi naik haji. Ia turut mengutip pendapat Syekh Muhammad Ibnu Sirrin dalam kitab Mu'jam Tafsirul Ahlam (Beirut: Maktabah As-Shafa, 2008, h. 283-284) terkait sejumlah makna yang terkandung dalam mimpi ibadah haji dan umrah.
Dalam penjelasan tersebut juga terdapat beberapa kondisi tentang mimpi naik haji yang bisa ditafsirkan berbeda-beda.
Baca Juga: Aduh! Uang Tabungan Sebanyak Rp 49,8 Juta Rusak Dimakan Rayap, Padahal Mau Dipakai Berangkat Haji
Mimpi Naik Haji saat Musim Haji
Bulan haji sering dinisbatkan pada bulan Dzulhijjah. Jika pada musim haji seseorang bermimpi melaksanakan ibadah haji, ia akan diberikan anugerah untuk bisa melaksanakan ibadah haji, kendati secara perhitungan logika tidak memungkinkan.
Berikut beberapa contoh keadaan sebagai gambaran:
- Jika orang yang bermimpi naik haji kondisinya sedang sakit, ia akan segera sembuh.
- Jika sedang terlilit utang, akan segera terlunasi.
- Jika hati dan pikirannya dalam keadaan cemas, niscaya ia akan selamat dari mara bahaya.
- Jika di kehidupan nyata orang yang bermimpi haji tersebut berada dalam kesulitan, ia bisa akan segera mendapat kemudahan.
- Jika sedang bepergian, ia akan selamat di perjalanan. Jika merupakan seorang pedagang, ia akan mendapat keuntungan.
“Maka tidak sedikit dari kalangan menengah ke bawah bisa menunaikan ibadah haji,” demikian jelas Ustaz Muhammad Aiz Luthfi.
Baca Juga: Bacaan Doa Saat Bertamu ke Rumah Orang Pulang Naik Haji, Barakahnya Melimpah
Arti Mimpi Batal Berangkat Haji
Ustaz Muhammad Aiz Luthfi kembali mengutip pendapat dari Syekh Ibnu Sirrin tentang mimpi batal haji. Menurutnya, ada beberapa makna jika seseorang mimpi batal berangkat haji.
Jika dia seorang pedagang, ia akan mendapat kerugian.
"Jika ia seorang musafir, ia akan ada musibah di perjalanannya, dan jika dia dalam keadaan sehat, ia akan mendapatkan penyakit atau sakit," tandasnya.
Baca Juga: Taliti, Tradisi Pulang Haji yang Meriah untuk Ungkapan Syukur
Mimpi Melaksanakan Bagian Ritual Haji
Beberapa penjelasan lain masih menurut Syekh Ibnu Sirrin:
- Jika seseorang bermimpi melaksanakan haji atau umrah, maka ia akan panjang umur dan istiqamah dalam urusan yang sedang digeluti.
- Jika seseorang bermimpi sedang melaksanakan tawaf mengelilingi Ka'bah, artinya ia akan mendapatkan sebuah tugas mulia dari atasan atau tokoh masyarakat.
“Jika seseorang bermimpi tawaf mengelilingi Makkah, ia akan mendapatkan sebuah kehormatan. Jika bermimpi tawaf dengan menunggang kuda maka ia akan bertemu dengan mahramnya," tandasnya.
- Jika seseorang bermimpi sedang membacakan kalimat talbiyah di Tanah Haram, ia akan unggul atau menang dari ancaman musuhnya, sekaligus akan aman dari ketakutan.
Baca Juga: Doa agar Mampu Naik Haji atau Umrah, Baiknya Dibaca Jumat atau Sepertiga Malam
- Jika seseorang bermimpi membaca kalimat talbiyah di luar Tanah Haram, maka ia akan mendapatkan ketakutan, ancaman, atau bahkan kekalahan.
Selanjutnya, jika seseorang bermimpi seakan telah mampu melaksanakan ibadah haji tapi malah mengabaikannya, hal itu menunjukkan ada pengkhianatan amanah dan tidak bersyukur atas karunia serta nikmat dari Allah.
Sedangkan jika bermimpi seolah-olah berada di hari Arafah, dia akan bersilaturahim dengan kerabatnya dan berdamai dengan musuh.
Jika orang yang bermimpi tersebut memiliki kerabat yang jauh dan lama pergi, dia akan segera kembali sebab Allah mempersatukan Nabi Adam dan Siti Hawa di Arafah.
“Itulah sejumlah arti mimpi seputar ibadah haji dan umrah menurut Syekh Ibnu Sirrin,” tutupnya.
Terlepas bagaimana tafsirannya, Syekh Ibnu Sirrina tetap mengingatkan, arti mimpi tersebut bisa benar terjadi di alam nyata atau justru malah sebaliknya.
Sebab pada hakikatnya Allah punya sifat Jaiz, yaitu Allah berhak mengubah skenario dan nasib seseorang kapan pun sesuai dengan kehendak-Nya.
Wallahu a'lam.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : NU Online