> >

Hati-hati Sering Ghibah, Begini Hukumnya dalam Islam

Beranda islami | 4 November 2021, 13:08 WIB
Film Tilik, serunya ibu-ibu ghibah di atas truk. Film ini juga mengisahkan Ghibah dalam pergaulan, baiknya dihindari (Sumber: Youtube Film Tilik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ghibah atau membicarakan aib seseorang dalam Islam termasuk perbuatan tercela. Bahkan, termasuk dosa dan sebaiknya dihindari.

Apalagi, ghibah ini sering terjadi dalam bahasa pergaulan kita. Seperti, 'eh si A kok gini, eh si B ternyata begituloh'.. dan seterusnya. Padahal, belum tentu kebenarannya. Bahkan kata ghibah sendiri seringkali menjadi bahan candaan.

Secara khusus ada firman Allah SWT dalam Alquran yang mengisahkan mereka yang gemar bergunjing ini. Allah SWT menggambarkan perilaku ghibah atau menggunjing membicarakan kejelekan orang lain dalam Surat Hujurat Ayat 12:

"Wahai orang-orang beriman jauhilah banyaknya prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan menggunjing sebagian terhadap sebagian, apakah engkau senang jika makan daging bangkai saudaranya? Maka kalian membencinya, dan takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dan maha penyayang."

Baca Juga: Doa saat Dengar Petir Menggelegar, Bacalah agar Selamat dari Bencana

Hindari Ghibah, Hukumannya Berat

Dalam kitab Adzkar karya Imam Nawawi disebutkan hukum ghibah itu haram dan hukumannya bahkan dianggap lebih berat dari zina.

Bedanya, jika zina seseorang bisa bertaubat dengan sungguh-sungguh (Taubat nasuha) dan lewat izin Allah bisa diterima taubatnya. Tapi ghibah beda.

Dosa ghibah baru diampuni ketika ia mendapatkan maaf dari seseorang yang digunjingkan itu. Ini berdasarkan hadis Nabi SAW yang artinya:

"Ghibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya," (HR At-Thabrani).

Bagi muslim, ghibah itu dilarang karena itu bisa merusak sendi-sendi persaudaraan yang dibangun (ukhuwah). Tapi tidak hanya sesama Muslim, larangan itu juga berlaku untuk semua manusia.

Ghibah merusak persaudaraan

Itulah alasan, kenapa seorang muslim disuruh untuk menjaga lisan agar tidak terjebak pada pergunjingan. Sebab, biasanya, dalam sebuah ghibah ada potensi untuk merendahkan orang lain dan kita bisa terjebak pada kesombongan.

"Orang Islam itu saudara bagi orang Islam lain, jangan saling mengkhianati, jangan saling membohongi, dan jangan saling merendahkan, setiap Muslim atas Muslim yang lain itu haram rahasianya, hartanya dan darahnya, taqwa itu ada di sini (dalam hati) cukup seseorang dikatakan jelek jika memandang rendah saudaranya Muslim. (HR Tirmidzi).

Semoga kita semua terhindar dari Ghibah maupun jadi korban ghibah. Semoga. Wallahu a'lam. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU