> >

Kronologi 3 Anggota Polri Tewas Tertembak, Berawal Oknum TNI Pukul Polisi karena Bela Tukang Ojek

Berita daerah | 14 April 2020, 10:36 WIB
Pelelpasan jenazah korban bentrok anggota Polres Mamberamo Raya dengan Satgas Yonif 755, Jayapura, Senin (13/4/2020). (Sumber: (Dok Humas Polda Papua))

PAPUA, KOMPAS TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM menyelidiki penyebab peristiwa penembakan lima anggota polisi di daerah Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya, pada Minggu (12/3/2020). Dari lima angota yang menjadi korban, 3 di antaranya tewas.

Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua, Frits Ramandey, telah menemui salah satu korban penembakan, yakni Petrus Douw, anggota Polres Mamberamo Raya di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Senin (13/4/2020).

Dari keterangan Petrus, Frits menceritakan, insiden penembakan yang menewaskan tiga anggota Polri itu berawal dari cekcok antara tukang ojek dengan Petrus soal kekurangan pembayaran biaya sewa motor.

Cekcok tersebut kemudian diketahui oleh enam oknum anggota TNI dari Pos Satgas Yonif 755. Karena membela tukang ojek, mereka kemudian melakukan pemukulan kepada Petrus pada Jumat (10/4/2020).

Baca Juga: Pangdam Cendrawasih Janji Tak akan Lindungi Anak Buahnya yang Tewaskan 3 Anggota Polri

Akibat pemukulan itulah memicu anggota Polres Mamberamo Raya mendatangi pos Yonif 755 di Kasonaweja untuk meminta klarifikasi, sampai akhirnya terjadi insiden penembakan tersebut.

"Kami telah mengambil keterangan dari Petrus terkait insiden pemukulan tersebut. Dia turut menjalani perawatan di  Rumah Sakit Bhayangkara," kata Frits sepertidikutip Kompas pada Selasa (14/4/2020).

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, mengakui awal insiden tersebut dimulai dari pertengkaran salah satu anggota Polres Mamberamo Raya bernama Petrus dengan seorang tukang ojek sepeda motor.

Seharusnya, kata Paulus, Petrus membayar Rp 150.000. Namun, ia hanya membayar Rp 50.0000 ke tukang ojek tersebut. 

Sang pemilik motor yang jengkel kemudian melaporkannya ke sejumlah anggota TNI Yonif 755/Yalet, sehingga terjadilah keributan dengan anggota polisi tersebut.

Menurut Paulus, rekan-rekan anggota tersebut ingin melakukan aksi balasan, namun berhasil diredam Kapolres Mamberamo Raya AKBP Alexander Louw bersama perwakilan perwira Penghubung TNI AD di Mamberamo Raya pada Jumat sekitar pukul 22.00 WIT.

"Ternyata tanpa sepengetahuan kapolres, sejumlah anggota polisi ini berinisiatif meminta klarifikasi dari anggota Pos Satgas Yonif 755/Yalet. Kemudian terjadilah insiden tersebut," ucap Paulus.

Ia menambahkan, tim investigasi dari Polda Papua dan Kodam XVII Cendrawasih telah berada di Mamberamo Raya untuk menyelidiki kronologi lebi lenkap terjadinya penembakan di Pos Satgas Yonif  755/Yalet di Kasonaweja.

Baca Juga: Bentrok TNI dan Polri di Papua, Kompolnas Minta Para Pelakunya Dihukum Tegas

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bidang Humas Polda Papua, identitas tiga anggota Polres Mamberamo Raya yang meninggal dunia karena terkena tembakan, yakni Briptu Marcelino Rumaikewi dengan luka tembak di leher bagian kanan, Bripda Yosias Dibangga dengan luka tembak di leher bagian kiri dan Brigpol Robert Marien luka di punggung. 

Sementara itu, identitas dua anggota Polri yang terluka dalam insiden ini adalah Bripka Alva Titaley dengan luka di paha bagian kiri dan Briptu Alexander Ndun di paha bagian kiri. 

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab menyampaikan permohonan maaf dan  rasa turut berduka cita yang mendalam bagi seluruh keluarga korban. Ia menyayangkan terjadinya insiden tersebut.

"Kami akan memberikan sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku bagi anggota yang terlibat dalam penembakan lima anggota Polres Mamberamo. Saat ini tim kami telah berada di Mamberamo Raya untuk menyelidiki insiden ini," ucap Herman.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU