Isu Anak Bos Toko Roti Cakung Penganiaya Pegawai Dibekingi TNI: Kata Polisi-Bantahan Kadispenad
Jabodetabek | 17 Desember 2024, 09:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi merespons soal isu tersangka GSH, anak bos toko roti di Cakung, Jakarta Timur yang diduga menganiaya karyawan memiliki beking TNI.
Isu tersebut bermula dari beredarnya foto GSH berpose dengan beberapa anggota TNI di media sosial (Medsos).
Terkait hal itu, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly enggan berkomentar.
Pasalnya, kata ia, dalam pemeriksaan awal, pelapor atau korban penganiayaan GSH tak menyinggung ihwal isu bekingan TNI tersebut.
"Mengenai hal itu, saya tidak bisa berkomentar. Karena apa? Pelapor saja tidak bunyi pernyataan yang seperti itu, bagaimana saya mau tindak lanjut bahwa ada pernyataan itu," kata Kombes Nicolas dalam keterangannya, Senin (16/12/2024).
Menurut penjelasannya, polisi berencana kembali memanggil korban untuk dimintai keterangan soal hal tersebut.
Ia menyebut sejatinya pemeriksaan tambahan terhadap korban tersebut akan dilaskanakan pada Senin (16/12), namun, yang bersangkutan tak memenuhi panggilan.
“Jadi saya meminta si korban untuk dilakukan pemeriksaan tambahan. Kami sudah hubungi tadi malam, kami mau lakukan pemeriksaan tambahan, korban menolak. Bahwa hari ini, siang ini, kami tunggu-tunggu, juga sampai jam segini korban juga belum datang,” ujarnya.
"Kami akan menghubungi lagi untuk meminta keterangan tambahan terkait yang beredar-beredar di Medsos ini," sambungnya.
Baca Juga: Anak Bos Toko Roti Cakung Penganiaya Pegawai Kini Ditahan, Mengaku Khilaf dan Menyesal
Bantahan TNI AD
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana membantah isu yang menyebut GSH dibekingi TNI AD.
"Narasi Polisi Militer TNI AD membeking anak dari bos toko roti sama sekali tidak benar," kata Brigjen Wahyu, dalam keterangannya, Senin (16/12).
Menurut penjelasannya, Wahyu mengatakan pertemanan anggota Polisi Militer di foto dengan tersangka hanya sebatas teman yang terjalin cukup lama.
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Kompas.com.