Kembangkan Program Makmur, Petani Muda Cirebon Inisiasi Ekosistem Pertanian Masa Depan
Jawa barat | 6 Desember 2024, 18:10 WIBPadi yang telah dipanen, langsung dibeli Bulog melalui pabrik penggilingan yang bermitra. Saat ini, gabah kering giling milik para petani dibeli seharga Rp7.400 per kilogram. Aryono menilai harga tersebut cukup untuk ongkos produksi dan sesuai dengan harga pasaran.
Kamaludin, Sekretaris Desa Leuwidingding, menyebut jumlah hasil pertanian pada musim tanam ketiga di musim kemarau 2024, meningkat drastis.
Dari total luas area lahan 60 hektare pertanian, petani panen sekitar 360 ton padi. Pada momen yang sama di tahun 2023, petani mendapatkan kurang dari 100 ton dari luas 30 hektare area yang ditanam.
Sulitnya pasokan air karena kemarau menjadi salah satu penyebab utama gagal panen.
“Hasil panen musim kemarau sekarang, luar biasa, sejak pompa listrik dipasang, petani gak takut lagi kekeringan. Yang sebelumnya hanya 60 persen, sekarang hampir 100 persen tanam semua, dan hasilnya melimpah rata-rata 5-6 ton, sekitar 360 ton dari total 60 hektare. Jauh sama tahun kemarin, 100 ton juga kurang, yang tanam hanya 30 hektare, sulit air,” kata Kamaludin saat ditemui Kompas.tv di lokasi.
Dalam pertemuan tersebut, Kamaludin secara lantang meminta kepada pemerintah untuk memperbanyak dan memperluas program serupa pada sawah di desa sekitar. Efektivitas dan keberhasilan pertanian ini membuat banyak kelompok tani ingin menerapkan hal serupa.
"Saya tidak ingin bertanya, tetapi saya meminta kepada pemerintah untuk segera memperluas program ini, saya banyak didatangi petani dan pemdes desa lain yang ingin merasakan keberhasilan ini," kata Kamaludin disambut riuh hadirin.
MAKMUR Upaya Wujudkan Swasembada Pangan Negeri Agraria
Tri Wahyudi Saleh, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia menyampaikan, program "Makmur" adalah bentuk kolaborasi multistakeholder untuk mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.
Pupuk Indonesia bersama Kementerian BUMN menciptakan ekosistem pertanian yang menyeluruh hulu ke hilir.
Ada banyak pihak yang berkontribusi aktif, yakni PLN yang mengaliri jaringan listrik ke sawah, Bank Indonesia yang memberi 20 unit pompa listrik, Pupuk Indonesia menyediakan pupuk subsidi dan nonsubsidi, dan tentunya Bulog yang menyerap hasil panen para petani.
Kerja kolaborasi di musim ketiga pada musim kemarau ini terbukti menghemat biaya produksi petani dan menghasilkan keuntungan berkali lipat.
“Teman-teman bisa lihat di sini, dengan menggunakan program 'Makmur', ada juga teknologi irigasi listrik, ada peningkatan cukup signifikan dari 5 menjadi 7-8 ton. Pendapatan juga besar Rp19,6 juta menjadi Rp33 juta per musim panen,” kata Tri usai panen raya di Desa Leuwidingding pada Jumat (29/11/2024) siang.
Sejak Januari hingga Oktober 2024, program "Makmur" telah sukses memberdayakan lebih dari 152.802 petani dan mencakup 394.198 hektare lahan pertanian di seluruh Indonesia.
Sementara itu, di wilayah Jawa Barat, program "Makmur" juga telah berhasil merealisasikan 59.869 hektare lahan dan sebesar 45.425 hektare di antaranya khusus komoditas padi.
Melalui Safari Makmur, Tri menyebut, Pupuk Indonesia menyediakan layanan one-stop solution bagi petani dan pemanfaatan teknologi PreciRice, atau teknologi pemupukan presisi berbasis drone untuk komoditas padi.
Metode PreciRice memiliki manfaat seperti peningkatan akurasi pemupukan dan peningkatan nutrisi tanaman, serta mengurangi risiko gagal panen.
Pupuk Indonesia juga telah merealisasikan pupuk subsidi mencapai 6,6 juta ton dari kontrak 7,54 ton di tahun 2024.
Dengan rincian, urea sebanyak 3.361.040 ton, NPK sebanyak 3.210.755 ton, pupuk organik petroganik 38.219 ton.
Sementara addendum kontrak Pupuk Indonesia dengan Kementerian Pertanian rinciannya urea 3,621,860 ton, NPK 3.419.661 ton.
“Sampai dengan Kamis (28/11/2024), realisasi pupuk bersubsidi sudah mencapai 6,6 juta ton. Ini sudah 87,7 persen dari kontrak kami dengan Kementerian Pertanian 7,54 juta ton,” tambah Tri.
Zuryati Simbolon, Asisten Deputi Bidang Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN menyampaikan, petani Indonesia membutuhkan ekosistem pertanian yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Ekosistem itu harus dilakukan dari hulu ke hilir. Melalui program "Makmur", petani mendapatkan akses pembinaan, pembiayaan modal, agri input, pertanian yang tepat, hingga kepastian penyerapan dari Bulog.
Tahun 2025, pihaknya menargetkan 500 ribu hektare pertanian dengan program "Makmur" dengan melibatkan lebih dari 200 ribu petani untuk mencapai program swasembada pangan nasional.
“Di program 'Makmur', banyak komoditasnya, ada jagung, tebu, sawit, dan kopi. Tapi di tahun 2025, kita akan lebih memfokuskan padi. Jadi, kami harap dapat memenuhi kebutuhan beras serta mewujudkan swasembada pangan yang menjadi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” kata Zuryati.
(Muhamad Syahri Ramdoni, Kompas TV Cirebon)
Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV