Suami di Makassar yang Bunuh Istri dan Kubur Jasadnya di Rumah Terancam Hukuman Mati
Sulawesi | 17 April 2024, 03:00 WIBMAKASSAR, KOMPAS.TV - Pria berinisial H (43), suami yang tega membunuh istrinya dan mengubur jasadnya di dalam rumahnya sendiri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan atau Sulsel, terancam hukuman mati.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib. Ia mengatakan bahwa pelaku H dikenakan pasal 340 KUHPidana untuk primernya, kemudian subsider Pasal 338 KUHPidana.
"Ancaman hukuman mati atau seumur hidup atau 20 tahun penjara," kata Kombes Ngajib kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Sulsel, Selasa (16/4/2024).
Baca Juga: Update Kasus Suami Bunuh dan Timbun Istri di Makassar, Polisi Segera Periksa Kejiwaan dan DNA Pelaku
Ia mengatakan, pasal 340 KUHP diterapkan kepada tersangka H karena ada dugaan perencanaan pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku terhaap istrinya.
Tak hanya itu, kata dia, pihaknya juga akan mempertimbangan menerapkan pasal tambahan kepada pelaku H.
Sebab, pelaku diduga kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) baik kepada korban maupun kepada kedua anaknya.
"Tentunya seperti itu (pasal tambahan karena ada dua laporan, satu laporan penganiayaan terhadap anak-anaknya kedua pembunuhan terhadap istrinya," kata Kombes Ngajib.
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, fakta baru terungkap pada kasus pembunuhan perempuan yang mayatnya ditimbun dan dikubur dalam rumah oleh suaminya sendiri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Baca Juga: Nyanyian Anak Bongkar Aksi Ayah Bunuh Ibu 6 Tahun Lalu di Makassar, Mayat Korban Dikubur di Rumah
Diketahui insiden nahas ini terjadi di Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontola, Makassar.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan, korban JU (35) ternyata bukan dibunuh oleh suaminya H (43) pada 2018, melainkan dianiaya hingga meninggal dunia pada Agustus 2017.
"Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan juga kita konfrontir dengan tersangka kemudian kami juga buka digital forensiknya kita temukan bahwa kejadian tersebut terjadi pada bulan Agustus 2017," kata Kombes Ngajib, Selasa (16/4).
Dia mengatakan, dalam kasus ini telah memeriksa sebanyak 9 saksi dan satu tersangka dan diketahui motifnya adalah karena pelaku terbakar api cemburu.
"Pemeriksaan saksi-saksi maupun pelaku diperoleh fakta bahwa motif daripada pembunuhan ini adalah karena faktor kecemburuan dari pelaku," kata Kombes Ngajib.
Baca Juga: Cerita Anak Laporkan Ayahnya karena Bunuh Ibunya 6 Tahun Lalu: Saya dan Adik Diminta Berbohong
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Tribunnews