> >

Ini Cara WIKA Tutup Tanggul Sungai Wulan yang Jebol Puluhan Meter hanya Dalam 3 Hari

Jawa tengah dan diy | 18 Februari 2024, 16:42 WIB
Banjir besar yang menggenangi Demak dan Kudus, Jawa Tengah, kini berangsur surut. Lantaran tanggul Sungai Wulan yang jebol sudah berhasil ditutup. Adalah BUMN konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang melakukan penutupan tanggul tersebut. (Sumber: WIKA)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Banjir besar yang menggenangi Demak dan Kudus, Jawa Tengah, kini berangsur surut. Lantaran tanggul Sungai Wulan yang jebol sudah berhasil ditutup. Adalah BUMN konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang melakukan penutupan tanggul tersebut. 

Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan, pihaknya telah menutup dua titik tanggul yang jebol yang terletak di sisi hilir dan hulu hanya dalam waktu 3 hari, dimulai dari Minggu (11/2/2024) dan selesai pada Rabu (14/2) kemarin. 

Cara yang dilakukan adalah dengan metode pemasangan jumbo bag. Selain itu, WIKA juga melakukan pemancangan sheet pile baja menggunakan amphibious excavator, serta berkoordinasi dengan Kementerian PUPR serta Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana. 

"Berkat gerak cepat tersebut, air dari Sungai Wulan tidak lagi mengalir ke perkampungan warga di Desa Ketanjung dan Karanganyar, Demak," kata Agung dalam keterangan resminya, Sabtu (17/2). 

Baca Juga: Media Barat Sorot Kemeriahan Pemilu 2024, Tetap Digelar di Tengah Banjir dan Bertabur Diskon

"Sementara genangan air pada Jalur Pantura berangsur-angsur menurun, sehingga masyarakat kembali dapat melewati jalur tersebut," tambahnya. 

Saat ini, WIKA berfokus pada penguatan tanggul Sungai Wulan dengan peninggian dan penebalan pada kedua sisinya. 

Menurut Agung, kemampuan penanggulangan kebocoran tanggul di Demak menjadi salah satu bukti maanfaat kehadiran WIKA yang juga terlibat aktif dalam penanggulangan sejumlah bencana nasional.

Sebelumnya, WIKA membuka akses reruntuhan pada area terdampak likuifaksi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Yakni dengan menggunakan sejumlah alat berat yang turut dimobilisasi dari proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, guna membantu proses evakuasi sekaligus membuat rekonstruksi area tersebut dapat berjalan cepat. 

Baca Juga: Ditunda Karena Banjir, Hari Ini Warga Larangan Kota Tangerang Laksanakan Pemilu Susulan

Kemudian, pada periode awal setelah gempa bumi di Cianjur, WIKA langsung menurunkan alat berat berupa excavator dan dump truck untuk membuka akses evakuasi. 

Serta mendirikan klinik modular hanya dalam waktu 5 hari untuk pengobatan warga yang menjadi korban, sehingga dapat tertangani dengan cepat.  

“Dengan pengalaman dan kapasitas yang dimiliki, kami bisa bergerak dengan cepat, menyinergikan sumber daya yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia sehingga melakukan penanganan kerusakan untuk penanggulangan yang dibutuhkan oleh masyarakat,” tuturnya. 

Selain penutupan tanggul yang jebol, banjir di Demak dan Kudus mulai surut juga disebabkan turunnya curah hujan. Hal itu sebagai hasil operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan pihak terkait.

Baca Juga: Jokowi akan Groundbreaking Fasilitas Perbankan dan Pendidikan di IKN Dua Pekan Lagi

TMC diterapkan untuk melakukan pengalihan awan dan gumpalan yang mengandung air, lalu dialihkan ke tempat lain demi mengurangi potensi dampak banjir.

"Pengalihan awan yang mengandung air itu, khususnya di hulu Sungai Wulan, di sekitar Blora dan Salatiga. Alhamdulilah saat ini cuaca cerah, sungai pun mengarah ke normal," kata Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana di Demak, Jumat (16/2) lalu. 

Ia menjelaskan, banjir yang terjadi di Demak dan Kudus terjadi karena jebolnya tanggul sungai besar itu di dua titik. Dengan lebar jebolan 20 meter dan panjang 33 meteran.

"Penutupan tanggul tersebut, awalnya bersifat sementara. Hari ini 16 Februari 2024 dilakukan penguatan. Dimungkinkan dua hari lagi tanggul akan menguat," ujarnya seperti dikutip dari Antara. 

Baca Juga: Jokowi Sebut Harga Beras Mahal karena Distribusi Terganggu Banjir di Beberapa Wilayah

Setelah tanggul ditutup, maka secara bertahap genangan banjir yang sebelumnya menggenangi permukiman dan persawahan mulai surut.

Bahkan, genangan air di permukiman warga saat ini berkisar 10-50 sentimeter (Cm). Sebagian juga ada yang sudah benar-benar surut.

Guna melakukan percepatan surutnya genangan banjir, diterjunkan 22 unit mesin pompa penyedot air.

Kemudian ada tambahan lima unit mesin pompa penyedot air dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk terus dilakukan penyedotan dan airnya dibuang ke Sungai Wulan.

Baca Juga: Momen Haru Guru Besar UGM Sarjiya Minta Maaf ke Adik, Rela Putus Sekolah Demi Dirinya

Bupati Demak Eisti'anah menambahkan bahwa warganya yang semula di pengungsian ada yang sudah bisa pulang, karena banjir berangsur surut.

"Tentu saja, kepulangan mereka juga tidak bersama-sama karena menyesuaikan genangan banjir di rumah mereka benar-benar surut atau belum," tuturnya. 

Ia berharap dikerahkannya puluhan unit mesin pompa penyedot air bisa mempercepat surutnya banjir sehingga warga bisa segera pulang ke rumahnya untuk beraktivitas seperti sebelumnya.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU