Motif Remaja Bunuh Satu Keluarga di Penajam, Asmara Tak Direstui hingga Dendam karena Hal Sepele
Kalimantan | 7 Februari 2024, 14:05 WIBKemudian, sekitar pukul 23.30 Wita, pelaku JND diantar pulang oleh temannya. Sesampainya di rumah, pelaku JND mempunyai niatan untuk membunuh korban.
Pada tengah malam ketika hari sudah berganti, pelaku JND kemudian melancarkan aksinya. Untuk membunuh satu keluarga itu, pelaku JND mempersenjatai diri dengan senjata tajam jenis parang.
Supriyanto mengungkapkan, parang yang dipakai oleh pelaku JND untuk menghabisi nyawa satu keluarga itu berukuran sekitar 60 sentimeter tanpa gagang.
Lebih lanjut, Supriyanto menuturkan bahwa pelaku sempat beralibi mengaku bukanlah pelaku pembunuhan tersebut, melainkan mengaku sebagai saksi mata.
Baca Juga: Kronologi Remaja Bunuh Satu Keluarga di Penajam, Matikan Listrik Rumah Korban Lalu Membabi Buta
Usai melakukan pembunuhan, kata Supriyanto, pelaku JND berganti pakaian.
Ia kemudian mengajak kakaknya ke rumah Ketua RT setempat dan mengadukan peristiwa pembunuhan terhadap tetangganya itu.
“Tersangka mengajak kakaknya ke Pak RT untuk melapor terkait adanya kasus pembunuhan ini. Ia beralibi kalau pelakunya bukan dia,” ujar Supriyanto.
Di rumah Ketua RT, kata Supriyanto, JND menceritakan bahwa dirinya sempat melihat pelaku pembunuhan terhadap satu keluarga tersebut.
Menurut pengakuan JND, pelaku pembunuhan berjumlah 3 sampai 10 orang. Setelah itu, Ketua RT yang mendapatkan informasi tersebut langsung melapor ke polisi.
Polisi yang mendapat laporan itu langsung menindaklanjuti dengan memeriksa JND sebagai saksi.
Dari hasil pemeriksaan dan dicocokkan dengan olah tempat kejadian perkara atau TKP, polisi mendapati kejanggalan.
Polisi menilai bahwa keterangan yang disampaikan oleh JND tidak masuk akal.
Setelah didalami lebih jauh, JND akhirnya mengakui bahwa dirinyalah yang menghabisi nyawa satu keluarga tersebut.
Baca Juga: Sadis! Usai Bunuh Satu Keluarga di Penajam Paser Utara, Pelaku Perkosa Mayat Korban
“Dia awalnya beralasan bahwa ia membantu korban karena pelakunya lebih dari tiga orang. Namun, setelah olah hasil TKP, bukti berupa parang dan baju berlumuran darah yang tersisa mengarah kepada pelaku,” kata Supriyanto.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV