Motif Remaja Bunuh Satu Keluarga di Penajam, Asmara Tak Direstui hingga Dendam karena Hal Sepele
Kalimantan | 7 Februari 2024, 14:05 WIBPENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.TV - Polisi berhasil mengungkap motif remaja berinisial JND membunuh satu keluarga di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Selasa (6/2/2024).
Satu keluarga itu beranggotakan lima orang yang terdiri dari ayah, ibu dan tiga anaknya.
Kapolres Penajam Paser Utara, AKBP Supriyanto mengatakan, sejauh ini ada dua motif remaja berusia 16 tahun itu melakukan pembunuhan terhadap lima orang sekaligus.
Dugaan pertama, kata Supriyanto, pelaku membunuh korban karena motif asmara.
Menurut Supriyanto, dari hasil penyelidikan, korban RJ pernah menjalin hubungan asmara dengan JND.
Baca Juga: Alibi Remaja Pembunuh Satu Keluarga di Penajam, Ajak Kakak Lapor Ketua RT Mengaku Lihat Pelakunya
Namun, informasinya hubungan asmara pelau JND dan RJ tidak direstui oleh orang tua sang gadis. Akibatnya, hubungan asmara keduanya kandas.
Kemudian, lanjut Supriyanto, dugaan kedua karena dendam. Pelaku JND dan korban RJ disebut sering cekcok karena masalah sepele.
“Sebetulnya sepele saja masalahnya. Mereka sering cekcok karena masalah ternak, ayam, dan anjing. Kebetulan korban tidak suka anjing sementara pelaku punya anjing,” kata Supriyanto dalam keterangannya pada Selasa (6/2/2024).
Selain itu, kata Supriyanto, cekcok antara keduanya terjadi karena pelaku merasa kesal korban RJ sudah tiga hari tidak mengembalikan helm miliknya.
“Kebetulan pelaku umurnya 16 tahun dan korbannya masih 15 tahun, sehingga emosinya masih labil,” ujar Supriyanto.
Lebih lanjut, Supriyanto mengatakan, pelaku JND yang merupakan tetangga korban telah ditangkap pada Selasa (6/2/2024).
Baca Juga: Sebelum Bunuh Satu Keluarga di Penajam Paser Utara, Pelaku Remaja 16 Tahun Mabuk dengan Temannya
“Pelaku merupakan tetangga dari korban sendiri, yang merupakan mantan kekasih dari salah satu korban yaitu RJ,” ucap Supriyanto.
Supriyanto mengungkapkan, sebelum membunuh lima orang sekaligus, pelaku JND terlebih dahulu mabuk atau mengonsumsi minuman keras dengan teman-temannya pada Senin (5/2/2024) malam.
Kemudian, sekitar pukul 23.30 Wita, pelaku JND diantar pulang oleh temannya. Sesampainya di rumah, pelaku JND mempunyai niatan untuk membunuh korban.
Pada tengah malam ketika hari sudah berganti, pelaku JND kemudian melancarkan aksinya. Untuk membunuh satu keluarga itu, pelaku JND mempersenjatai diri dengan senjata tajam jenis parang.
Supriyanto mengungkapkan, parang yang dipakai oleh pelaku JND untuk menghabisi nyawa satu keluarga itu berukuran sekitar 60 sentimeter tanpa gagang.
Lebih lanjut, Supriyanto menuturkan bahwa pelaku sempat beralibi mengaku bukanlah pelaku pembunuhan tersebut, melainkan mengaku sebagai saksi mata.
Baca Juga: Kronologi Remaja Bunuh Satu Keluarga di Penajam, Matikan Listrik Rumah Korban Lalu Membabi Buta
Usai melakukan pembunuhan, kata Supriyanto, pelaku JND berganti pakaian.
Ia kemudian mengajak kakaknya ke rumah Ketua RT setempat dan mengadukan peristiwa pembunuhan terhadap tetangganya itu.
“Tersangka mengajak kakaknya ke Pak RT untuk melapor terkait adanya kasus pembunuhan ini. Ia beralibi kalau pelakunya bukan dia,” ujar Supriyanto.
Di rumah Ketua RT, kata Supriyanto, JND menceritakan bahwa dirinya sempat melihat pelaku pembunuhan terhadap satu keluarga tersebut.
Menurut pengakuan JND, pelaku pembunuhan berjumlah 3 sampai 10 orang. Setelah itu, Ketua RT yang mendapatkan informasi tersebut langsung melapor ke polisi.
Polisi yang mendapat laporan itu langsung menindaklanjuti dengan memeriksa JND sebagai saksi.
Dari hasil pemeriksaan dan dicocokkan dengan olah tempat kejadian perkara atau TKP, polisi mendapati kejanggalan.
Polisi menilai bahwa keterangan yang disampaikan oleh JND tidak masuk akal.
Setelah didalami lebih jauh, JND akhirnya mengakui bahwa dirinyalah yang menghabisi nyawa satu keluarga tersebut.
Baca Juga: Sadis! Usai Bunuh Satu Keluarga di Penajam Paser Utara, Pelaku Perkosa Mayat Korban
“Dia awalnya beralasan bahwa ia membantu korban karena pelakunya lebih dari tiga orang. Namun, setelah olah hasil TKP, bukti berupa parang dan baju berlumuran darah yang tersisa mengarah kepada pelaku,” kata Supriyanto.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV