Transjakarta Ungkap 3 Alasan Ganti Nama Halte, Salah Satunya Integrasi
Jabodetabek | 17 Januari 2024, 10:43 WIBBaca Juga: DJKA Mau Tambah Jalur Ganda dan Standarisasi Jalur agar Kereta Bisa Ngebut dengan Aman
"Naming rights (hak penamaan) itu hal baru di kita. Kalau kita melihat dari negara maju, sudah biasa. Itu hak penamaan suatu gedung," ucapnya.
Fadly mengatakan Transjakarta sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terus berupaya menjadi transportasi publik yang maksimal dalam rangka memberikan pelayanan terbaik.
Transjakarta mencatat sebanyak 280 juta orang menggunakan layanannya sepanjang 2023. Jumlah itu merupakan rekor jumlah tertinggi selama Transjakarta mulai beroperasi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza menyampaikan, jumlah pelanggan Transjakarta selama 2022 sebanyak 191,4 juta.
Sehingga jumlah pelanggan pada 2023 naik hingga 47 persen jika dibandingkan dengan 2022.
Baca Juga: LRT Jabodebek Perpanjang Waktu Layanan hingga Pukul 22.55 WIB
Bahkan jumlah pelanggan Transjakarta per harinya meningkat dua kali lipat dari rata-rata 500 ribu pelanggan pada Desember 2022 menjadi 1,1 juta per hari pada Desember 2023.
"Setelah pandemi 2020, pada awal pandemi kita sebelumnya sempat mencapai sejuta pelanggan per hari dan sempat drop 80 ribu per hari," katanya.
"Di 2023 kembali di angka mencapai 1,1 juta orang per harinya. Rekor pelanggan tertinggi pascapandemi 1.169.214 tanggal 5 Desember 2023," sambungnya.
PT TransJakarta juga terus melakukan perbaikan layanan yang diikuti dengan penambahan beberapa rute ataupun pengoperasian bus.
Pada 2023, cakupan populasi yang terlayani Transjakarta bisa mencapai 88,7 persen.
"Jadi menghitungnya dari data penduduk, kemudian setiap orang dari rumahnya maksimal 500 meter jarak punya akses ke halte atau bus stop terdekat. Tahun 2023 mencapai angka 88 persen," terangnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara