PTPN I Regional 7 Fokus Kinerja Operasional
Sumatra | 9 Januari 2024, 16:15 WIB“Akan banyak perubahan mekanisme kerja dengan perubahan ini. Semua aspek akan lebih fokus ke masalah teknis operasional dalam menjalankan kebijakan Manajemen Subholding. Secara aset dan resources tidak berubah, artinya potensi dan prospeknya tetap besar sehingga kami yakin ke depan akan lebih progresif,” kata Okta.
Meskipun demikian, Okta mengakui tantangan bagi Manajemen PTPN I Regional 7 sangat besar. Sesuai opsi Supporting Co yang diplot untuk mengelola rupa-rupa komoditas yang ada di seluruh PTPN Group, penekanan Subholding ini adalah optimalisasi pemanfaatan aset. Mandat ini, kata Okta, adalah pesan bahwa Supporting Co bukan sekadar perusahaan perkebunan, namun dituntut mengoptimalkan aset untuk aktivitas berbasis perkebunan dan di luar sektor perkebunan.
Tuntutan dari kondisi ini, tambah Okta, bukan lagi urusan agronomis dan komoditasnya, tetapi lebih luas kepada enterpreneur commodity. Sebab, selain beberapa komoditas yang selama ini bukan menjadi komoditas utama perusahaan, melalui Subholding ini akan masuk ke komersialisasi seluruh sumberdaya yang ada.
“Regional 7 memang punya empat komoditas yang dikelola, tetapi terdapat aset-aset lain yang potensial untuk dioptimalkan. Adalah mandat dari Subholding untuk setiap aset harus mendatangkan pendapatan untuk perusahaan. Ini harus dijawab dengan kecerdasan dan wawasan lebih luas,” kata dia.
Dalam konteks ini, Okta mengajak semua elemen untuk memahami makna dari strategi bisnis yang dicanangkan Kementerian BUMN ini. Hal yang paling mendasar tentang pembentukan Subholding Supporting Co, kata dia, adalah mindset bahwa ini adalah bagian dari upaya pemanfaatan seluruh aset korporasi secara optimal. Dengan kata lain Supporting Co diberi mandat sebagai pengelola aset perkebunan yang unggul sehingga dapat memberi nilai tambah yang signifikan bagi Perusahaan.
Sementara itu, SEVP Operation Wiyoso mengatakan status baru ini merupakan tantangan yang hampir tidak memiliki celah alasan. Sebab setiap Unit Kerja (Region) melakukan setiap aktivitas yang didukung dengan pemanfaatan sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, inovasi teknologi dan digitalisasi yang unggul.
Secara prosedur, Wiyoso mengatakan komoditas kelapa sawit dan tebu yang ada akan dikelola dengan sistem Kerja Sama Operasional (KSO) dengan Subholding Palm Co (PTPN IV) dan Subholding Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara).
“Sesuai misi Subholding Supporting Co, kita adalah bagian dari optimalisasi semua aset untuk bisa menjadi profit centre. Nah, kita punya banyak sekali aset yang bisa dimaksimalkan kemanfaatannya sehingga menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Opsi ini harus berjalan bersama dengan KSO komoditas utama,” kata Yos sapaan akrabnya.
Meskipun tantangannya sangat besar, Wiyoso optimistis dengan prospek kemajuan PTPN I Regional 7 ke depan. Dengan dukungan penuh semua pihak, seluruh aset yang terdapat di Regional 7 ini akan menjadi salah satu pemasok pendapatan utama PTPN I sebagai Subholding.
“Kita punya sangat banyak potensi, tetapi selama ini terkendala oleh banyak hal, terutama faktor finansial. Yang fundamental adalah selama ini kita belum punya pengalaman dalam pengelolaan aset-aset di luar core business, tetapi setelah tergabung dalam Subholding Supporting Co, Manajemen bisa memobilisasi ekspertise dari Region lain yang punya pengalaman dan keahlian yang sesuai. Saya sangat optimistis,” kata dia.
Penulis : KompasTV-Pontianak
Sumber : Kompas TV