Korban Bunuh Diri, Polisi Tidak Temukan Tindak Pidana di Kasus Penemuan Jasad Ibu dan Anak di Cinere
Jabodetabek | 6 Oktober 2023, 22:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ditreskrimum Polda Metro Jaya tidak menemukan tindak pidana dalam kasus penemuan jasad ibu dan anak di Perumahan Bukit Cinere Indah, Cinere, Depok.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan dari hasil pemeriksaan mulai dari olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan saksi-saksi, autopsi jenazah.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan forensik, digital forensik, psikologi forensik, histopatologi forensik, patologi forensik hingga jejak DNA yang ada di TKP disimpulkan kedua korban Grace Arijani Harapan (64) dan David Arianto Wibowo (38) memilih untuk mengakhiri hidup.
Kombes Hengki menjelaskan dalam penelusuran jejak DNA, tidak ditemukan sampel lain selain kedua korban. Hasil forensik pada jenazah juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, luka kekerasan hingga zat kimia yang mengkibatkan kematian.
Selanjutnya tim juga tidak menemukan jejak orang lain yang masuk ke dalam rumah dan tidak ditemukan barang yang hilang dari TKP.
Baca Juga: Psikolog Forensik Ungkap Kemungkinan Latar Belakang Kematian Anak Perwira TNI AU
Menurutnya, ada sejumlah barang yang tidak ditemukan oleh penyidik lantaran sudah dijual oleh kedua korban.
"Dari hasil penyelidikan tadi kami simpulkan terhadap peristiwa yang terjadi di Cinere ini bukan merupakan peristiwa pidana. Disimpulkan kedua korban ini bunuh diri dengan cara mengurung diri di ruang sempit," ujar Kombes Hengki saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).
Petunjuk dari telepon dan laptop
Ia menjelaskan dari pemeriksaan digital forensik, tim menemukan petunjuk tulisan yang berisi keluhan di laptop dan telepon genggam milik korban David untuk mengakhiri hidup.
Dalam tulisan tersebut korban David menjelaskan dirinya sudah merasa depresi lantaran kondisi sang ibu yakni korban Grace yang delusional dan tidak pernah sadar-sadar. Petunjuk tersebut ditulis pada 23 Februari 2017.
Baca Juga: Polisi Simpulkan Jasad Ibu dan Anak di Cinere Meninggal karena Bunuh Diri, Ini Fakta yang Ditemukan
Hal ini dikuatkan dengan pemeriksaan jejak DNA di laptop dan handphone, kemudian pendalaman psikologi forensik yang dilakukan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor).
Diketahui juga ayah dan suami korban sudah meninggal sejak 2011. Kepergian suami dan ayah yang menjadi tulang punggung keluarga membuat kondisi psikologi kedua korban terguncang.
Korban David merupakan lulus SMA, tidak punya pekerjaan dan aktivitas penuh di rumah saja. Sedangkan korban Grace tidak berdaya setelah ditinggal suami.
Kombes Hengki menambahkan selain petunjuk di handphone tim juga menemukan tulisan yang serupa di laptop korban David yang berjudul 'to you whomever' yang ditemukan pada 27 Juli 2023.
Baca Juga: Olah TKP Penemuan Jasad Ibu-Anak di Cinere, Polisi Beberkan Isi Surat "To You Whomever"
"Meskipun petunjuk-petunjuk banyak ditemukan (korban bunuh diri) tapi petunjuk (inti) ada di sini," ujar dia, dipantau dari program Breaking News KompasTV.
Penyebab kematian
Di kesempatan yang sama Dokter Forensik dari RS Polri, dr Asri Pralebda menjelaskan dari pemeriksaan forensik kedua jenazah korban tidak ditemukan kekerasan, zat kimia yang mengakibatkan kematian.
Hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban Grace ditemukan penyakit kronis pada paru yang secara spesifik disebut sembah paru. Kemudian ada juga penyakit jantung kronis, serta penebalan pada pembuluh darah jantung.
Keadaan kelainan organ dalam pada korban Grace ini membuat risiko kerentanan yang tinggi pada kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh sehingga menyebabkan kematian.
Baca Juga: Cari Penyebab Kematian Ibu dan Anak di Cinere Depok, Apsifor Dalami Pola Perilaku Korban
Penyebab kematian kekurangan oksigen dalam tubuh juga ditemukan dalam jenazah korban David. Hal ini ditunjang dari pendarahan di usus besar korban.
"Kami menyimpulkan bahwa keadaan kekurangan oksigen di TKP yang ditunjang dengan kondisi TKP yang sempit, akan mengakibatkan korban mati lemas atau kita kenal dengan bahasa forensik adalah asfiksia," ujar Asri.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV