> >

Sejumlah Warga Keluhkan Pembangunan Water Tank Kapasitas 10 Juta Liter di Depok

Jabodetabek | 14 September 2023, 00:00 WIB
Water tank atau tangki air berkapasitas 10 juta liter di Kota Depok, Jawa Barat. (Sumber: Istimewa)

DEPOK, KOMPAS.TV – Sejumlah warga Kota Depok yang tinggal di sekitar area pembangunan water tank berkapasitas 10 juta liter milik PT Tirta Asasta, mengeluhkan keberadaan water tank atau tangki air tersebut.

Seorang perwakilan warga bernama Yani Suratman menyebut water tank tersebut dibangun di kawasan padat penduduk yang berdekatan dengan sejumlah sekolah.

“Lokasi di padat penduduk, potensial sekolah yang SMP 32 itu akan dibangun 3 lantai, sekarang taruhlah 300 murid, kalau tiga lantai kan 900 damage-nya itu,” ucapnya dalam diskusi Xspace @djrachbini, Rabu (13/9/2023).

“Kalau petinggi-petinggi  di RW 12 berikut RTnya, RT 3, menyatakan bahwa mereka tidak terdampak dan bukan urusan mereka, itu menjadi urusan mereka, bro.”

Sebab, menurut Yani, jika terjadi sesuatu pada water tank tersebut,  ada sejumlah sekolah yang bakal terdampak, termasuk rumah ibadah.

Ia menyebut, jika melihat struktur dari water tank yang sudah terbangun dan dari kajian yang dilakukan Lembaga Teknologi Universitas Indonesia (UI), maka sangat tidak bermoral jika proyek itu diteruskan.

“Rasanya kalau masih diteruskan proyek ini, itu tidak bermoral mungkin ya, karena mengutip kata-kata Profesor Didik, ini adalah kecelakaan yang disengaja, jadi tidak bermoral sekali.”

Baca Juga: Cari Penyebab Kematian Ibu dan Anak di Cinere Depok, Apsifor Dalami Pola Perilaku Korban

Dalam diskusi tersebut, Yani juga mengatakan bahwa dirinya merupakan praktisi project management selama 29 tahun terakhir.

“Jadi saya mengedukasi pelaku project untuk melaksanakan proses project berjalan dengan baik. Dari mulai inisiation sampai executing, dan yang paling utama adalah di planning,” imbuhnya.

“Pelajaran yang kita ambil dari proyek ini adalah, dari awal PDAM ini atau Pemkot ini sangat inkompeten, karena mereka tidak melakukan stakeholder analysis atau stakeholder engagement. Itu krusial sifatnya.”

Sementara, seorang perwakilan warga lainnya, Dadang Fudali menyebut bahwa pihak pelaksana proyek tersebut tidak menyosialisasikan pada warga.

“Tidak ada itu sosialisasi kepada RW 26, khususnya RT 4, karena terbukti dari WA chat yang mereka pikir 14 April 2021 kita diundang, adalah itu kebohongan,” tuturnya.

“Acara mulai jam 9, mereka mengundang jam 10.31, terindikasi ada iktikad tidak baik. Mungkin, andaikata mereka dengan baik dan benar mengundang perwakilan RW 26, akan tidak terjadi proyek yang mereka rencanakan jauh-jauh hari ini.”

Warga lain, Catur Banuaji, bahkan menilai selama ini warga setempat berjuang sendirian dalam menolak proyek pembangunan water tank tersebut.

Menurut Catur, selama ini dirinya sebagai warga Depok telah menaati kewajiban, mulai dari membayar pajak hingga tertib administrasi dan hukum.

Tetapi, sebagai warga, lanjut dia, dirinya juga mempunyai hak untuk mendapat perlindungan, pertolongan, bantuan, dari aparat-aparat atau pemerintah, atau institusi yang harusnya menjalankan fungsi sebagai pelindung warga.

“Tetapi, kami selama ini kesannya berjuang sendiri, sesama warga saling bantu, hanya sesama warga.”

“Institusi-institusi yang harusnya dibuat untuk membantu apabila warga kesulitan, khususnya di Kota Depok ini, sepertinya tidak berjalan, tidak berfungsi,” imbuhnya.

Mengutip pemberitaan Tribunnewsdepok.com, sebelumnya PT Tirta Asasta Depok memastikan bahwa water tank tersebut sangat aman.

Bahkan, jika dilihat dari aspek keselamatan, sudah dalam mitigasi risiko dari pabrikan water tank dan konsultan perencana.

Sementara terkait struktur, dia memastikan struktur yang dibuat sudah aman. Umur teknis water tank yang dibangun tersebut mencapai 30 tahun. Garansi 10 tahun.

"Saat ini water tank dalam tahap penyempurnaan," kata Direktur Utama PT Tirta Asasta Depok M Olik Abdul Holik, Senin (11/9/2023).

Water tank ini sangat kuat dan sudah dilakukan kajian oleh tim dari UI, saat ini kami tengah melakukan perbaikan, setelah itu kami evaluasi, setelah oke kami segera operasikan. Insyaallah tahun depan sudah beroperasi,” tambahnya.

Baca Juga: Gelar Olah TKP, Polisi Ambil Sampel di 9 Titik di TKP Tewasnya Ibu dan Anak Depok

Menurut Olik, pihaknya telah melakukan berbagai macam kajian, termasuk izin lingkungan kepada warga sebelum membangun water tank berkapasitas 10 juta liter tersebut.

Hal itu dimaksudkan agar bangunan water tank berkualitas baik dan keamannya terjamin.

Water tank yang kami bangun ini antigempa hingga 9 skala richter (SR), jadi sangat aman. Kami tidak menyiapkan musibah maupun teror kepada warga. Insyaallah water tank ini sangat kuat,” tandasnya.

Meski menyebut bahwa water tank tersebut aman, pihaknya tetap menyiapkan mitigasi jika terjadi bencana yang menyebabkan water tank bocor, seperti membuat dua saluran air langsung ke Sungai Ciliwung dan pemagaran di sekeliling lokasi water tank.

Ia mengakui, saat ini terjadi keretakan halus di lantai water tank. Namun, hal itu disebutnya tidak berbahaya.

“Ada semacam retak rambut, itu tidak membahayakan. Dari itu kami langsung melakukan perbaikan. Intinya, kami tidak akan mengoperasikan water tank ini sampai betul-betul sempurna,” paparnya.

 

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU