> >

Sopir Truk yang Tertabrak KA Brantas Bantah Kabur dan Akui Salah karena Ingin Cepat Sampai

Jawa tengah dan diy | 21 Juli 2023, 11:19 WIB
Heru Susanto, sopir truk yang tertabrak KA Brantas di Semarang, Selasa (18/7/2023) lalu, membantah jika dirinya melarikan diri atau kabur dari lokasi kejadian. (Sumber: Kompas V)

SEMARANG, KOMPAS.TV- Sopir truk yang tertabrak KA Brantas di Semarang, Selasa (18/7/2023) lalu, membantah jika dirinya melarikan diri atau kabur dari lokasi kejadian. Sang sopir, Heru Susanto, mengaku sempat terduduk lemas di dekat lokasi saat truknya ditabrak kereta dan muncul ledakan. 

Ia berada di lokasi sampai garis polisi datang dan mobil derek untuk evakuasi tiba. Kemudian ia bersama sang kernet memutuskan pergi ke rumah adiknya sambil menunggu perwakilan perusahaan datang. 

"Lemes trauma. Duduk di situ. Garis polisi dipasang crane datang saya masih di situ. Saya sempat ke rumah adik di Puri Anjasmoro sama kernet pukul 00.30," kata Heru usai menjalani pemeriksaan di Kantor Satlantas Polrestabes Semarang, Kamis (20/7). 

Baca Juga: KAI akan Tuntut Perusahaan Ekspedisi Pemilik Truk yang Terlibat Kecelakaan dengan KA Brantas

Setelah beberapa saat berada di rumah adiknya, perwakilan perusahaan ekspedisi tempatnya bekerja sudah datang ke lokasi kejadian. Ia kemudian menyerahkan diri ke polisi pada Rabu (19/7) dini hari. 

"Enggak ada saya lari. Enggak bener saya kabur. Nunggu pengurus saya ke TKP baru saya ke sini (kantor polisi). Ada mobil derek saya masih di situ," ujarnya. 

Heru mengakui dirinya bersalah karena sebenarnya tahu perlintasan sebidang Jalan Madukoro itu tak boleh dilintasi truk. Tapi ia yang saat itu sedang menuju kawasan Kota Lama Semarang untuk mengambil crane, akhirnya tetap lewat jalan itu karena lebih singkat. 

Heru bilang, sebelumnya ia sudah pernah lewat jalan itu dengan truk yang sama dan tidak ada masalah. 

Baca Juga: Sopir Truk Buka Suara soal Detik-detik Laka KA Brantas, Ungkap soal Sirine Pintu Kereta

"Saya akui salah jalur, tahu tidak boleh. Alasan lewat situ lebih singkat hendak ke Mberok, Johar. Mau ambil crane kirim ke Solo," ungkap seperti dilaporkan Tim Liputan KompasTV Semarang. 

Ia menceritakan, saat melewati jalur rel yang pertama truknya masih bisa berjalan. Tapi saat masuk ke jalur rel kedua, mesin kendaraannya mati. Ia mencoba menyalakannya dan terus berhasil maju satu meter lalu kemudian mesinnya mati lagi. 

"Truk mogok di rel kedua (dari utara) mati mesin, mungkin nyangkut, sempat bisa gerak maju satu meter terus engak bisa mesin mati lagi. Kernet tak (saya-red) suruh keluar," terangnya. 

Menurut Heru, ia baru mendengar sirene kereta lewat saat sudah berada di atas rel pertama. Saat mesinnya mati dan suara kereta makin dekat, ia menyuruh kernet truk keluar. Semua itu terjadi dalam waktu sekitar lima menit. 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU