Negosiasi Dewan Gereja Papua demi Bebaskan Pilot Susi Air Disebut Terkendala karena Operasi Militer
Papua maluku | 16 Juni 2023, 13:29 WIBPanglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Izak Pangemanan mengaku siap bersinergi dengan sejumlah pihak agar upaya pembebasan kapten Philip berjalan tanpa jatuhnya korban jiwa.
”Kami akan bersinergi dengan pihak gereja dalam upaya pembebasan Philip. Kami ingin memastikan Philip dibebaskan dalam kondisi selamat,” ujar Izak.
Sedangkan Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy meminta Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) atau KKB agar tidak menggunakan kekerasan terhadap warga sipil untuk tujuan politiknya.
Sebab, aksi kekerasan bertentangan dengan hukum internasional dan hak asasi manusia atau HAM. Sebaliknya, Yan berpendapat, sebaiknya TPN-OPM membuka jalur negosiasi dengan pihak independen seperti Dewan Gereja-gereja Papua.
Baca Juga: Berulah Lagi, KKB Bakar Excavator Minta Polisi Bebaskan Anggotanya yang Ditangkap
Tak lupa, dia pun mengingatkan bahwa penyanderaan warga akan memprovokasi aparat keamanan untuk mengambil langkah hukum sehingga berdampak konflik di tengah masyarakat.
”Apabila mereka membunuh Philip, itu akan berdampak pada hubungan Indonesia dengan Selandia Baru. Selain itu, perjuangan TPN-OPM akan tercoreng di mata publik internasional,” ujar Yan.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air PK-BVY setelah mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, pada 7 Februari 2023 pukul 06.17 WIT.
Pesawat itu diketahui terbang dari Bandara Udara Internasional Mozes Kilangin Timika, Kabupaten Mimika, pada pukul 05.33 WIT.
Pesawat yang dipiloti Philip itu membawa lima penumpang. KKB kemudian menawan Philip setelah membakar pesawat di Lapangan Terbang Paro. Sementara itu, lima penumpang dilepaskan pihak KKB karena merupakan warga setempat.
Baca Juga: Megawati Bicara Soal Penanganan KKB di Depan Panglima TNI Yudo Margono
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.id