Terungkap, Anggota TNI Tabrak Pasutri hingga Tewas Terjadi Usai Antar Anak Atasannya ke Sekolah
Jabodetabek | 8 Mei 2023, 18:33 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Komandan Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hadir Bey Anwar mengungkapkan identitas dan kronologi anggota TNI yang menabrak pasangan suami istri atau pasutri hingga tewas di Jalan Raya Kampung Sawah, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Menurut Kolonel Irsyad, anggota TNI AD yang merupakan pelaku tabrak lari tersebut berpangkat Prada berinisial MW.
Baca Juga: Kata Anak Pasutri yang Tewas Ditabrak Anggota TNI di Bekasi: Saya Harap Denpom Profesional
Saat ini, kata Kolonel Irsyad, Prada MW masih menjalani pemeriksaan oleh petugas Denpom Jaya/2 Cijantung, Jakarta Timur.
"Kasus ini sudah ditangani Denpom Jaya Cijantung," kata Kolonel Irsyad ketika dikonfirmasi di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Kolonel Irsyad mengatakan bahwa Prada MW telah ditahan oleh Denpom Jaya Cijantung sejak Minggu (7/5/2023).
Ia pun menjelaskan kronologi peristiwa kecelakaan yang terjadi pada Kamis (4/5/2023).
Berawal sekitar pukul 07.30 WIB ketika Prada MW menggunakan mobil Nissan X-trail mengantar sekolah putri atasannya Danbrig 14 Letkol Inf Mario Kristian Noya di SD Strada.
Usai mengantar anak atasannya, Prada MW rencananya akan kembali ke kediaman Danbrig 14 di Perum The Grandika Cibubur, Jakarta Timur.
Baca Juga: Sebelum Meninggal akibat Tabrak Lari, Pasutri Lansia Berencana Jenguk Cucunya yang Baru Lahir
Namun, kurang lebih 300 meter dari sekolah anak atasannya itu, terjadi kecelakaan.
Prada MW disebut menabrak sepeda motor Honda Beat yang dikendarai Sonder Simbolon yang berboncengan dengan istrinya Nurmaida dari arah berlawanan.
Kedua korban yang ditabrak Prada MW itu lalu tewas di tempat kejadian.
Jasad kedua korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati oleh unit laka Polrestro Bekasi menggunakan mobil ambulans.
"Setelah terjadi tabrakan Prada MW langsung pergi tanpa turun untuk menolong kedua korban. Saat ini pelaku ditahan di Madenpom Jaya/2," kata Irsyad.
Sementara itu, Rendra Simbolon (45), anak sulung dari pasutri Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65) yang menjadi korban tabrak lari anggota TNI di Bekasi, Jawa Barat, sangat berharap kepada Denpom TNI bisa profesional dalam mengusut kasus tabrak lari yang menimpa orang tuanya.
“Saya berharap dari pihak Denpom sebagai yang berwenang, karena menyelidiki kasus ini kan melibatkan anggota TNI, saya harap Denpom tetap profesional dalam menjalankan tugasnya,” kata Rendra dikutip dari Kompas.com, Senin (8/5/2023).
Baca Juga: Pasutri Jadi Korban Tabrak Lari di Bekasi, Saksi Lihat Pengendara Terpental Jauh
Menurut Rendra, walaupun kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya melibatkan anggota TNI, dia berharap Denpom tetap bersikap netral melihat persoalan ini dan dapat menyelidiki dengan sebaik-baiknya.
Dengan begitu, lanjut Rendra, kasus tabrak lari yang melibatkan anggota TNI tersebut bisa segera disidang di pengadilan.
“Supaya bisa segera dilimpahkan ke pengadilan dengan sebagaimana mestinya,” ujar dia.
Lebih lanjut, Rendra mengaku puas dengan respons Denpom dalam menangani kasus ini. Sejauh ini, kata dia, Denpom mengomunikasikan persoalan ini dengan baik.
“Terus juga iktikad untuk menyelesaikan secara hukum memang kelihatan. Kita tunggu proses penyelidikannya seperti apa nanti,” tutur Rendra.
“Kalau kami dari keluarga inginnya persoalan ini diselesaikan secara prosedur hukum dan terduga pelaku diadili seadil-adilnya untuk keluarga korban.”
Baca Juga: Pasangan Suami Istri Lanjut Usia Tewas Diduga Korban Tabrak Lari di Bekasi
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV