> >

Pemimpin yang Inklusif: Kunci Sukses Keberhasilan Tim

Gaya hidup | 6 Maret 2023, 19:00 WIB
Pemimpin yang inklusif bisa membawa dampak baik pada anggota timnya. (Sumber: Freepik/drobotdean)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Saat ini, kita berada di dunia dengan orang yang memiliki latar belakang beragam. Terlebih, saat memasuki dunia kerja, akan ada rekan kerja serta target konsumen yang beragam sehingga penting untuk bisa memahami satu sama lain.

Salah satu cara untuk menanggulanginya, yaitu menjadi pemimpin yang inklusif. Melalui sikap ini, seorang pemimpin bisa beradaptasi dengan cepat pada berbagai situasi. Selain itu, mereka juga terbuka terhadap berbagai macam perspektif tanpa menghakimi.

Alhasil, pemimpin yang inklusif pun jadi lebih dihargai. Informasi ini pun dijelaskan dalam siniar Obsesif bertajuk “Kepemimpinan Inklusif Bikin Kamu Lebih Dihargai” dengan tautan akses dik.si/ObsesifS8EP8.

Mengapa Harus Jadi Pemimpin yang Inklusif?

Penelitian Harvard Business Review menunjukkan kepemimpinan inklusif bisa membawa dampak baik pada tim, di antaranya mereka akan bekerja lebih baik karena adanya kolaboratif. Akhirnya, hal ini akan berdampak pada membuat keputusan dengan mempertimbangkan argumen secara holistik.

Baca Juga: Pentingnya Membangun Mental Pantang Menyerah

Selain itu, hal ini juga relevan dengan sikap kerja para pekerja Gen Z yang lebih mengutamakan kolaborasi, menurut McKinsey. Dengan kolaborasi, mereka akan merasa dilibatkan serta pendapatnya diperlakukan adil dan setara.

Semakin banyak orang merasa dilibatkan, makin banyak pula orang yang mau bicara, berusaha lebih keras, dan berkolaborasi sehingga pada akhirnya meningkatkan kualitas kerja. Sehubungan dengan hal ini, kepemimpinan inklusif muncul sebagai kemampuan unik dan kritis yang membantu tim beradaptasi dengan beragam klien hingga target konsumen.

Ciri-Ciri Pemimpin yang Inklusif

Menjadi pemimpin yang inklusif memang memiliki singgungan tipis dengan pemimpin yang hanya sekadar baik. Melansir Harvard Business Review, ada enam ciri seorang pemimpin dapat dikatakan inklusif.

Pertama, yaitu memperlihatkan komitmen yang tinggi. Komitmen ini diperlihatkan dengan sikap terbuka saat mendengarkan pendapat orang lain. 

Selain itu, mereka juga tak akan merasa puas dan mengajak para anggota timnya untuk saling bertukar pendapat untuk memecahkan masalah. Di sana, pemimpin akan bertindak sebagai fasilitator dan memberikan masukan baru.

Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU