> >

5 Alasan Mengapa Anak Tak Mau Makan

Gaya hidup | 1 Desember 2022, 15:00 WIB
Anak yang tak mau mengonsumsi makanan bergizi harus tetap diajarkan oleh orangtua agar mereka mau memakannya. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pastinya, setiap orangtua ingin anak-anak mereka mengonsumsi makanan penuh gizi dan seimbang. Akan tetapi, tidak jarang orangtua kerap mendengar rengekan atau tangisan anak yang meminta makanan ini-itu yang sesuai dengan apa yang mereka suka dan inginkan.

Melansir dari IDAI, anak pada rentan usia 1–3 tahun memang biasa suka pilih-pilih makanan. Terlebih pada usia tersebut merupakan usia yang penuh tantangan bagi orangtua. Anak berkembang dan tumbuh dengan pesat, mencoba sesuatu yang baru, serta meniru perilaku orang terdekatnya.

Itulah mengapa, penting bagi orangtua untuk mengajari anak berperilaku menghargai makanan. Orangtua juga tidak bisa memberi makan hanya dengan melihat nafsu makan anak. Akan tetapi, perilaku pilih-pilih makanan ini merupakan sebuah fase yang biasa terjadi.

Karena dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak kerap memiliki rasa enggan untuk mencoba makanan baru yang menurutnya tidak enak. Keadaan inilah yang juga diangkat dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Cerita Menghargai Makanan” yang menceritakan Ruru memperingati Bani saat enggan menghabiskan masakan Nono. Adapun siniar ini dapat diakses melalui dik.si/DopingHargaiMakanan.

Tentunya, perilaku anak yang sulit makan ini akan menyebabkan orangtua frustasi. Tidak jarang juga orangtua jadi takut, bingung, stress, bertanya-tanya, dan bahkan memarahi anak.

Untuk menyikapi anak yang sedang sulit makan, orangtua harus mulai dengan mencari tahu alasan mereka tidak mau makan. Karena bisa jadi penolakan makanan yang dilakukan secara terus-menerus mengindikasikan sesuatu yang serius.

Lantas, alasan apa saja yang dapat menjadi penyebab anak tidak mau makan? Melansir dari yourkidstable, berikut adalah lima alasan anak tidak mau makan.

Tubuh yang Bermasalah

Jika penolakan makan anak merupakan fase, orangtua mungkin dapat berpikir sang anak sedang tumbuh gigi. Akan tetapi, orangtua juga harus curiga mungkin ada sesuatu yang salah dalam tubuh anak.

Baca Juga: Pentingnya Mengajarkan Edukasi Seks pada Anak

Dua penyebab terbesar adalah naiknya asam lambung dan sembelit. Kedua masalah yang sangat umum terjadi pada anak-anak ini dapat membuat anak berhenti makan. Sayangnya, anak kerap kali tidak mengeluhkan perutnya yang sakit. 

Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang tidak menyadari atau bisa jadi, mereka belum dapat mengungkapkan perasaan sakit mereka dengan kata-kata.

Sedang dalam Tahap Pertumbuhan Sensorik

Nyatanya, bagi anak yang makan pilih-pilih, pemrosesan sensorik memainkan peran besar. Mengapa? Karena anak kerap merasa jijik atas tekstur yang tidak biasa dan masuk ke mulut mereka. Akibatnya, mereka tidak mau makan.

Indikasinya adalah anak mudah tersedak, menggeliat, atau bahkan ketakutan saat merasakan ada makanan yang menurutnya menjijikan. Terkadang fase ini diindikasikan saat indra perasa anak mulai berkembang, yaitu 1–2 tahun.

Kemampuan Motorik Anak yang Perlu Dilatih

Orangtua kadang tidak mengetahui bahwa mengunyah juga merupakan kemampuan yang harus dilatih layaknya berjalan, berbicara, dan membaca. Terapis menyebut mengunyah ini termasuk dalam keterampilan motorik oral.

Salah satu tandanya adalah anak hanya mau makan makanan yang mudah dicerna, seperti bubur atau minum susu saja. Tentu, keadaan ini mengkhawatirkan. Gizi anak jadi tidak terpenuhi, anak juga dapat mengalami penurunan berat badan yang signifikan, dan mudah sakit.

Akan tetapi, kemampuan motorik oral anak ini akan meningkat seiring berjalannya waktu. Itulah mengapa, penting bagi orangtua untuk memberikan beragam tekstur tidak hanya dalam bentuk makanan, melainkan yang dipegang atau disentuh sehingga anak dapat mempelajarinya.

Kebiasaan Orangtua

Tidak bisa ditampik bahwa orangtua mempunyai peran penting dan kontribusi yang besar dalam pola makan anak. Bisa jadi, orangtua juga merupakan penyebab utama atas anak yang mengalami kesulitan makan.

Baca Juga: Pentingnya Mengajari Kebersihan Pada Anak

Terkadang, orangtua merasa cukup atau pusing dengan anak yang merengek ingin ini-itu. Kemudian, tanpa pikir panjang orangtua langsung memberikannya tanpa memikirkan efek jangka panjang.

Itulah mengapa, orangtua tidak boleh mengambil pilihan yang mudah, terutama demi perkembangan dan pertumbuhan anak.

Merasa Cemas

Kadang kala, anak sangat takut terhadap situasi makan. Karena anak kerap mengalami pengalaman negatif, entah rasanya yang tidak enak atau dibentak orangtua. Keadaan inilah yang menyebabkan anak merasa terancam dan cemas berlebih bila dihadapkan pada makanan.

Untuk mengatasinya, orangtua harus berbenah diri dan mengubah pendekatan agar anak mau makan. Ajarkan anak secara perlahan dan cari tahu makanan apa yang mereka sukai dan tidak, juga buatlah pola agar anak makan dengan teratur. Akan tetapi, tidak salah juga bila orangtua menghubungi pihak professional untuk meminta bantuan.

Lalu, bagaimana dengan kelanjutan dari kisah Ruru, Bani, dan Nono? Apakah Bani berhasil menghargai makanan buatan Nono? Dengarkan episode lengkap “Cerita Menghargai Makanan” melalui tautan dik.si/DopingHargaiMakanan.

Dengarkan pula ratusan dongeng menarik lainnya hanya melalui siniar Dongeng Pilihan Orangtua di Spotify. Ikuti juga siniarnya sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya.

Penulis: Zen Wisa Sartre dan Ristiana D. Putri

Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU