> >

5 Alasan Mengapa Anak Tak Mau Makan

Gaya hidup | 1 Desember 2022, 15:00 WIB
Anak yang tak mau mengonsumsi makanan bergizi harus tetap diajarkan oleh orangtua agar mereka mau memakannya. (Sumber: Freepik)

Indikasinya adalah anak mudah tersedak, menggeliat, atau bahkan ketakutan saat merasakan ada makanan yang menurutnya menjijikan. Terkadang fase ini diindikasikan saat indra perasa anak mulai berkembang, yaitu 1–2 tahun.

Kemampuan Motorik Anak yang Perlu Dilatih

Orangtua kadang tidak mengetahui bahwa mengunyah juga merupakan kemampuan yang harus dilatih layaknya berjalan, berbicara, dan membaca. Terapis menyebut mengunyah ini termasuk dalam keterampilan motorik oral.

Salah satu tandanya adalah anak hanya mau makan makanan yang mudah dicerna, seperti bubur atau minum susu saja. Tentu, keadaan ini mengkhawatirkan. Gizi anak jadi tidak terpenuhi, anak juga dapat mengalami penurunan berat badan yang signifikan, dan mudah sakit.

Akan tetapi, kemampuan motorik oral anak ini akan meningkat seiring berjalannya waktu. Itulah mengapa, penting bagi orangtua untuk memberikan beragam tekstur tidak hanya dalam bentuk makanan, melainkan yang dipegang atau disentuh sehingga anak dapat mempelajarinya.

Kebiasaan Orangtua

Tidak bisa ditampik bahwa orangtua mempunyai peran penting dan kontribusi yang besar dalam pola makan anak. Bisa jadi, orangtua juga merupakan penyebab utama atas anak yang mengalami kesulitan makan.

Baca Juga: Pentingnya Mengajari Kebersihan Pada Anak

Terkadang, orangtua merasa cukup atau pusing dengan anak yang merengek ingin ini-itu. Kemudian, tanpa pikir panjang orangtua langsung memberikannya tanpa memikirkan efek jangka panjang.

Itulah mengapa, orangtua tidak boleh mengambil pilihan yang mudah, terutama demi perkembangan dan pertumbuhan anak.

Merasa Cemas

Kadang kala, anak sangat takut terhadap situasi makan. Karena anak kerap mengalami pengalaman negatif, entah rasanya yang tidak enak atau dibentak orangtua. Keadaan inilah yang menyebabkan anak merasa terancam dan cemas berlebih bila dihadapkan pada makanan.

Untuk mengatasinya, orangtua harus berbenah diri dan mengubah pendekatan agar anak mau makan. Ajarkan anak secara perlahan dan cari tahu makanan apa yang mereka sukai dan tidak, juga buatlah pola agar anak makan dengan teratur. Akan tetapi, tidak salah juga bila orangtua menghubungi pihak professional untuk meminta bantuan.

Lalu, bagaimana dengan kelanjutan dari kisah Ruru, Bani, dan Nono? Apakah Bani berhasil menghargai makanan buatan Nono? Dengarkan episode lengkap “Cerita Menghargai Makanan” melalui tautan dik.si/DopingHargaiMakanan.

Dengarkan pula ratusan dongeng menarik lainnya hanya melalui siniar Dongeng Pilihan Orangtua di Spotify. Ikuti juga siniarnya sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya.

Penulis: Zen Wisa Sartre dan Ristiana D. Putri

Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU