> >

2 Warga Bireun Meninggal Terdampak Banjir, Penyebabnya Terseret Arus dan Tersengat Listrik

Peristiwa | 19 November 2022, 19:22 WIB
Ilustrasi banjir. Sebanyak dua warga meninggal dunia akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh, Sabtu (19/11/2022), salah satunya tersengat aliran listrik. (Sumber: Jonathan Ford on Unsplash)

BIREUN, KOMPAS.TV -  Sebanyak dua warga meninggal dunia akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh, Sabtu (19/11/2022), salah satunya tersengat aliran listrik.

Penjelasan itu disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

“Hasil asesmen tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bireun, satu korban meninggal dunia karena terseret arus banjir dan satu lagi meninggal karena tersetrum aliran listrik,” jelasnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (19/11/2022).

“Keduanya telah dievakuasi oleh tim BPBD Kabupaten Bireun.”

Baca Juga: Banjir dan Jalan Ambles Landa Mukomuko

Muhari menjelaskan, banjir tersebut terjadi setelah wilayah itu diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

“Banjir yang terjadi pascahujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung sejak pukul 03.40 WIB itu merendam 19 gampong di Kecamatan Makmur dengan tinggi muka air 20-50 sentimeter.”

Muhari merinci 19 gampong yang terdampak banjir tersebut, yakni Bland Dalam, Pandak, Mon Ara, Ulee Gle, Blang Mane, Mereubo, Matang Kumbang, dan Blang Perlak.

Kemudian, Gampong Panton Mesjid, Sukarame, Lepehan Masjid, Blang Kuthang, Cot Kruet, Buket Selamat, Tringgadeng, Leubu Mesjid, Kuta Barat, Leubu Cot dan Leubu Me.

Laporan terkini dari BPBD Kabupaten Bireun, banjir berangsur surut di Gampong Ulee Gle.

“Kendati demikian, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bireun hingga Senin (21/11), sebagaimana menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).”

Menyikapi hal itu, BNPB mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem.

Ia menyebut, upaya pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air harus dilakukan secara berkala.

“Monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.”

Baca Juga: Banjir Bandang Merusak Sejumlah Jalan di Karangasem, Siswa Harus Sebrangi Sungai Demi ke Sekolah

Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, BNPB mengimbau agar masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam.

Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU