> >

Beratnya Mengajarkan Pendidikan Seks Pada Anak

Sosial | 21 Oktober 2022, 07:20 WIB
Pendidikan seks, pentingkah? (Sumber: Freepik/alexstudio)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Zaman berubah. Reformasi merupakan faktor penting dalam perubahan itu, khususnya terkait keterbukaan.

Dampaknya, sudah biasa terdengar istilah-istilah, seperti open minded atau dan demokrasi. Akan tetapi, bagaimana dengan seksualitas atau pendidikan kesehatan reproduksi? Rasa-rasanya, masih sulit diperbincangkan dan dijadikan salah satu materi pelajaran, khususnya kepada anak dan remaja.

Rahmat Hidayat, Co-Founder AyahASI Indonesia, mengungkapkan dalam siniar OMM bertajuk “Pendidikan Seks Sejak Dini, Penting Enggak Sih?” bahwa pendidikan seks penting untuk diajarkan.

Akan tetapi, pendidikan seks kepada anak dan remaja ini harus disesuaikan dengan umur dan pemahaman, dan lingkungannya. Mengapa? Karena masalah seksualitas masih tabu di masyarakat Indonesia.

“Jarang diajarkan secara terang-terangan,” ungkap Rahmat di kala ditanya pendidikan seks di masyarakat. Dampaknya, ketabuan atas seks ini adalah pembahasan tentang kesehatan seksualitas menjadi hanya terfokus pada persoalan biologis atau malah terjebak pada isu pornografi.

Padahal, kesehatan seksualitas penting untuk dibicarakan. Karena tidak hanya berkaitan dengan aspek biologis, melainkan psikologis, sosial, dan ekonomi juga.

Pada aspek psikologis, ada rasa senang, nyaman, dan erotisme yang terlibat dalam aktivitas seksualitas. Kemudian, perihal aspek sosial terkait dengan peranan masyarakat dan keinginan untuk bersosial.

Terakhir, pembahasan seksualitas tidak bisa lepas dari aspek ekonomi. Keterbatasan ekonomi yang menyebabkan anak tidak memiliki kamar pribadi menyebabkan persoalan seksualitas harus dihadapi anak sebelum menginjak usia yang tepat.

Baca Juga: Mengenal 16 Jenis Kekerasan Seksual dalam Aturan Baru Kemenag, antara Lain Bersiul dan Menatap

Dampak Kurangnya Pemahaman Perihal Seks

Persoalan kurangnya anak memiliki pemahaman atas seks dapat menyebabkan mereka mengalami permasalahan pelecehan dan kriminalitas tanpa mereka paham tentang apa yang dihadapi.

Itulah mengapa, pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas penting diajarkan kepada anak sesuai umur dan secara komprehensif dengan melingkupi beragam aspek. Karena tidak dapat dimungkiri bahwa sedari lahir sampai meninggal, manusia tetap berurusan dengan seksualitas dan organ reproduksinya.

Selain pendidikan, pemerintah juga harus menyediakan layanan konseling dan kontrasepsi modern sebagai fasilitas, sarana, dan prasarana kehamilan dan persalinan yang memadai. Hal ini juga termasuk dengan sosialisasi pencegahan dan pengobatan HIV-AIDS hingga pemulihan kekerasan seksualitas yang berbasis gender.

Baca Juga: Kronologi Dugaan Kekerasan Seksual Brigadir J pada Putri Candrawathi Versi Kuat Ma’ruf

Seks itu Bukan Sebuah Hal yang Tabu

Kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas di masyarakat merupakan masalah, bukan sesuatu yang tidak boleh diperbincangkan. Pasalnya, informasi tentang seksualitas sudah seharusnya diberikan agar para remaja tidak mencari informasi sendiri dari teman atau sumber lain yang kurang valid, tidak jelas, bahkan keliru.

Tidak sedikit berita atau omongan tetangga perihal remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah. Kemudian perilaku seksual tanpa pengetahuan yang berisiko tinggi mengakibatkan para remaja terjangkit HIV/AIDS. Ini dapat terjadi karena kurangnya dukungan pemerintah, guru, fasilitator yang kurang tepat, dan ketabuan atas seksualitas di masyarakat.

Mengapa pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas begitu penting? Remaja pastinya akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, mental, dan kematangan emosional terkait dengan seksualitas.

Orangtua dan guru tidak boleh cenderung mengabaikan masalah transisi yang dihadapi remaja. Karena seiring berjalannya waktu, remaja akan mengalami menstruasi bagi remaja perempuan dan emisi nokturnal (mimpi basah) bagi remaja putra, kemudian pertumbuhan rambut pubis, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Ajari Anak Menyayangi Dirinya dengan 6 Cara ini!

Dengan materi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja, diharapkan mereka tidak jatuh dan ikut terjerumus dalam pengaruh negatif lingkungan, seperti kesalahan dan penyimpangan seksual.

Akan tetapi, materi yang diberikan juga harus tepat sehingga remaja dapat menghindari hal-hal yang negatif, seperti kecanduan pornografi, saling mengirimi foto telanjang, dan melakukan aksi pornografi.

Dengarkan informasi lengkapnya seputar pendidikan kesehatan reproduksi dan seks hanya melalui siniar Obrolan Meja Makan. Tak hanya itu, ada pula audio drama yang mengangkat tema seputar rumah tangga.

Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut https://dik.si/omm_seksdini.

 

Penulis: Zen Wisa Sartre dan Ristiana D. Putri

Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU