> >

Suka Cita Umat Buddha Rayakan Waisak di Bandar Lampung

Agama | 16 Mei 2022, 18:56 WIB
Pelaksanaan peringatan hari raya Tri Suci Waisak di Wihara Thay Hin Bio, Bandar Lampung, Senin (16/5/2022). (Sumber: ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.TV - Setelah dua tahun tidak dapat melaksanakan peribadatan pada hari raya Waisak di tempat ibadah karena pandemi Covid-19, kini umat Buddha di Bandar Lampung kembali dapat melakukannya di wihara.

Umat Buddha di Bandar Lampung telah meramaikan peringatan Waisak di berbagai wihara, salah satunya di wihara tertua, yaitu Wihara Thay Hin Bio.

Dilansir dari Antara, sejak pagi hari hingga menjelang siang hari, umat Buddha telah mendatangi wihara dengan ornamen khas Tiongkok itu untuk memanjatkan doa dan melakukan meditasi.

Pemimpin puja bakti, Viria, menerangkan bahwa selama dua tahun belakangan, terdapat pembatasan kunjungan bagi umat di wihara tertua di Sai Bumi Ruwa Jurai itu.

Mereka hanya dapat melakukan upacarita untuk melaksanakan ritual keagamaan di wihara yang berlokasi di Jalan Ikan Kakap, Pesawahan, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung tersebut.

Menurut Viria, umat Buddha telah melaksanakan rangkaian peringatan Waisak sejak 8 Mei 2022, dengan memandikan rupang Maha Bodhisatva Siddharta serta membacakan Sutra Maha Karuna Dharani. 

Kegiatan yang merupakan ritual Yi Fo tersebut menjadi lambang dari penyucian diri menjadi sosok yang lebih baik.

Baca Juga: Biksu dan Umat Buddha Lakukan Tradisi Kirab Waisak

"Hari ini kami membacakan paritta-paritta suci di ruang Bhaktisala untuk menyambut detik-detik Waisak yang jatuh pada pukul 11.13 WIB. Tidak lupa juga kami lakukan meditasi untuk mengintrospeksi diri atas segala perbuatan yang dilakukan," ucapnya.

Ia mengatakan, hari raya yang mengusung tema "Dalam cinta kasih semua bersaudara" itu terasa jauh berbeda dari dua tahun sebelumnya.

Sebab, saat ini ada 40-50 orang yang menghadiri ibadah detik-detik Waisak secara langsung di ruang Bhaktisala.

"Selama 2 tahun ini memang ditiadakan ibadah langsung di wihara, semua melalui Zoom ataupun Youtube. Ini jadi momen pertama terdengar doa umat berkumandang di ruang Bhaktisala setelah sekian lama," tuturnya.

"Kita bersyukur bisa kembali beribadah di tempat ibadah meski semua dilakukan dengan berhati-hati," sambung Viria.

Meski begitu, ada satu ritual yang belum bisa dilaksanakan demi mencegah kerumunan umat. Ritual itu ialah Pradiksina atau berjalan mengelilingi wihara sebanyak tiga kali searah jarum jam, sembari membawa dupa.

Seorang umat Buddha asal Bandar Lampung, Trie, mengungkapkan kegembiraannya setelah dua tahun tidak dapat melantunkan doa secara langsung di tempat ibadah.

"Waisak tahun ini lebih terasa karena bisa langsung berdoa dan memandikan rupang secara langsung. Tahun lalu saya hanya melalui tayangan Youtube saja saat detik-detik Waisak, dan sekarang bisa hadir langsung secara fisik jadi sangat antusias," katanya.

Perempuan keturunan etnis Tionghoa itu mengatakan, peringatan Waisak kali ini cukup berbeda, karena umat bisa bermeditasi, membacakan parrita suci, serta memandikan rupang secara langsung di tempat ibadah.

Baca Juga: Biksu dan Umat Buddha Lakukan Tradisi Kirab Waisak

Meski pada peringatan Tri Suci Waisak di Kota Bandar Lampung tahun ini telah dilakukan secara langsung, Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) Perwakilan Lampung tetap mengingatkan umat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat melakukan peribadatan di wihara.

"Bagi umat diharapkan untuk tetap menjaga jarak serta menggunakan masker saat melaksanakan ritual memandikan rupang ataupun melantunkan doa di tempat ibadah untuk membantu menjaga kondisi tetap kondusif," kata Ketua Walubi Perwakilan Lampung Andi Lie Wirawan.

Ia juga berharap umat B uddha dapat menjaga kerukunan umat beragama untuk mewujudkan Indonesia yang harmoni.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : ANTARA


TERBARU