Suka Cita Umat Buddha Rayakan Waisak di Bandar Lampung
Agama | 16 Mei 2022, 18:56 WIBSebab, saat ini ada 40-50 orang yang menghadiri ibadah detik-detik Waisak secara langsung di ruang Bhaktisala.
"Selama 2 tahun ini memang ditiadakan ibadah langsung di wihara, semua melalui Zoom ataupun Youtube. Ini jadi momen pertama terdengar doa umat berkumandang di ruang Bhaktisala setelah sekian lama," tuturnya.
"Kita bersyukur bisa kembali beribadah di tempat ibadah meski semua dilakukan dengan berhati-hati," sambung Viria.
Meski begitu, ada satu ritual yang belum bisa dilaksanakan demi mencegah kerumunan umat. Ritual itu ialah Pradiksina atau berjalan mengelilingi wihara sebanyak tiga kali searah jarum jam, sembari membawa dupa.
Seorang umat Buddha asal Bandar Lampung, Trie, mengungkapkan kegembiraannya setelah dua tahun tidak dapat melantunkan doa secara langsung di tempat ibadah.
"Waisak tahun ini lebih terasa karena bisa langsung berdoa dan memandikan rupang secara langsung. Tahun lalu saya hanya melalui tayangan Youtube saja saat detik-detik Waisak, dan sekarang bisa hadir langsung secara fisik jadi sangat antusias," katanya.
Perempuan keturunan etnis Tionghoa itu mengatakan, peringatan Waisak kali ini cukup berbeda, karena umat bisa bermeditasi, membacakan parrita suci, serta memandikan rupang secara langsung di tempat ibadah.
Baca Juga: Biksu dan Umat Buddha Lakukan Tradisi Kirab Waisak
Meski pada peringatan Tri Suci Waisak di Kota Bandar Lampung tahun ini telah dilakukan secara langsung, Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) Perwakilan Lampung tetap mengingatkan umat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat melakukan peribadatan di wihara.
"Bagi umat diharapkan untuk tetap menjaga jarak serta menggunakan masker saat melaksanakan ritual memandikan rupang ataupun melantunkan doa di tempat ibadah untuk membantu menjaga kondisi tetap kondusif," kata Ketua Walubi Perwakilan Lampung Andi Lie Wirawan.
Ia juga berharap umat B uddha dapat menjaga kerukunan umat beragama untuk mewujudkan Indonesia yang harmoni.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : ANTARA