Pengumpulan Dana untuk Kegiatan Terorisme Merupakan Tren yang Berpola
Sosial | 13 Maret 2022, 12:35 WIBSama seperti HASI, sebut dia, modus pendanaannya dilakukan dengan mendirikan lembaga amal, seperti IDC (Infaq Dakwah Center), BMU (Baitul Mal Ummah), ADC (Azzam Dakwah Center), Anfiqu Center, Gerakan Sehari Seribu (Gashibu), Aseer Cruee Center (ACC), Gubuk Sedekah Amal Ummah (GSAU), RIS al Amin, dan Baitul Mal al-Muunqin.
Baca Juga: Keluarga Napi Terorisme diberi Bantuan Usaha Budidaya Ikan Lele
Dia mengakui, tidak mudah membongkar kedok-kedok filantropi semacam ini, apalagi anjuran berdonasi di kalangan umat Islam telah melekat kuat dalam praktik ibadah bahkan tertanam dalam struktur lapisan agama dan budaya.
"Butuh pendekatan yang lebih strategis dan mendalam untuk membangun kesadaran beramal di kalangan masyarakat muslim."
"Mereka perlu diajak bersama untuk membangun sensitivitas terhadap aktivitas filantropi yang potensial untuk membangun masyarakat, namun disisi lain juga berpotensi untuk disalahgunakan," urainya.
Terkait hal itu, Pusat Studi Islam Asia Tenggara (ISAIs) UIN Sunan Kalijaga dan Bersama Bina Damai (Bernada) tergerak untuk membuat pelatihan filantropi Islam yang diintegrasikan dengan gerakan Islam Washatiyah bagi kalangan lembaga amal, takmir masjid dan ormas Islam.
Pelatihan ini juga akan menghadirkan mantan Napiter, Jack Harun, untuk berbagi pengalamannya bagaimana ia terlibat dan sistem penggalangan dana selama menjadi anggota JI.
Baca Juga: Terduga Teroris yang Ditembak Mati Densus 88 di Sukoharjo Ternyata Dokter, Buka Praktik di Rumah
Dia pun berharap, dengan materi-materi kunci seperti udar asumsi, ice berg analisis, sketsa keberislaman di Indonesia, menyelami filantropi dan sharing langsung dengan Ex Jihadis akan membangun awareness peserta dalam mempelopori gerakan Islam washatiyah dan 'mengawal' praktik kotak amal dan infaq di lingkungan sekitarnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV