> >

Limbah Kayu Merbau Papua Berpotensi Jadi Pewarna Alami

Berita daerah | 22 Februari 2022, 18:18 WIB
Ilustrasi: Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. (Sumber: KOMPAS.COM)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV-  Lebih dari 90 persen perajin dan industri tekstil di Indonesia menggunakan pewarna sintetis.

Hal ini menggungah sekelompok tim peneliti yang tergabung dalam kelompok riset Indonesia Natural Dye Institute Universitas Gadjah Mada (INDI-UGM).

Mereka melakukan program hilirisasi produk purwarupa atau teknologi bersama dengan mitra CV Karui Jayapura dengan membangun mini plant produksi serbuk pewarna alami dari limbah industri penggergajian kayu Merbau di Papua.

“Limbah dari hasil hutan ini sangat potensial digunakan sebagai sumber bahan baku industri pewarna alami,” ujar Ketua Tim INDI UGM Edia Rahayuningsih, seusai peresmian mini plant pewarna alami di ruang multimedia, Gedung Pusat UGM, Selasa (22/2/2022).

Baca Juga: Mengenal Pewarna Alami Tekstil dari Berbagai Tanaman dan Buah

Menurut Edia, produk samping dan limbah dari hasil hutan di papua bisa mencapai 20 sampai 40 persen  dari total massa pohon.

Sayangnya, selama ini limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal dan dibuang begitu saja ke lingkungan atau dibakar sehingga menjadi masalah lingkungan.

Melalui pendanaan dari Kemendikbud Ristek, ia telah mengirim alat untuk miniplant ini bersumber dari Program Dana Padanan atau Matching Fund ke Papua.

INDI UGM telah memproduksi alat untuk pengolahan serbuk alami tersebut yang dikelola oleh CV Karui Jayapura.

“Serbuk pewarna alami ini bisa mencapai 1,4 kuintal per hari karena bahan baku melimpah,” ucapnya.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU