Banjir Meluas Akibat Deforestasi dan Rusaknya Sungai, Gubernur Kalteng Akan Kirim Surat ke Pusat
Berita daerah | 18 November 2021, 15:35 WIB”Akibat aktivitas ilegal ini, saya yakin Sungai Kahayan tak sampai 50 tahun akan hilang, sama dengan hutan yang ada di kanan dan kirinya,” terangnya.
Oleh karena itu, Sugianto menyampaikan, dalam rencana jangka panjang, pihaknya akan menanami kembali hutan-hutan yang hilang di kanan dan kiri sungai-sungai yang ada di Kalimantan Tengah, khususnya yang sering menjadi penyebab banjir.
Namun, saat ini fokusnya masih pada penanganan banjir sambil tetap membuat kajian lingkungan terhadap bencana banjir.
”Manusia harus sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, ada yang sejahtera 1.000 orang dari aktivitas yang merusak lingkungan, tapi yang sakit ratusan ribu orang karena dampaknya,” tuturnya.
Menurut Manajer Advokasi Save Our Borneo Muhammad Habibi, pemerintah baik di pusat maupun di daerah harus melakukan evaluasi dan menindak tegas perusahaan yang melanggar hukum khususnya kejahatan lingkungan.
Akumulasi dari pelanggaran lingkungan yang dilakukan menjadi beban bencana di masa mendatang.”Kalau hanya menanam pohon di pinggir sungai, tidak jadi daerah resapan air, harusnya cabut semua izin yang bermasalah lalu reforestasi di wilayah perkebunan oleh pelaku yang bersangkutan, pemerintah memastikan hal itu,” tutur Habibi.
Melihat, penyebab utama banjir memang beragam sehingga diperlukan upaya yang beragam pula.
Misalnya di wilayah Kota Palangkaraya, banjir disebabkan luapan Sungai Kahayan. Makanya, sebagian besar korban banjir saat ini merupakan mereka yang tinggal di bantaran sungai.
Terkait hal itu, Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin menyampaikan, pihaknya sudah membuat rencana perbaikan tata kawasan untuk melihat secara utuh penyebab bencana banjir di wilayahnya. Salah satu upayayang akan dilakukan ke depan adalah melakukan relokasi warga di bantaran sungai.
”Kami sudah lakukan, secara bertahap tetapi relokasi ini penting, karena tidak boleh (tinggal) di bantaran sungai,” kata Fairid.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Kompas.id