Ganjar akan Tindak Keras Pelaku yang Berani Main-Main Soal Obat di Jateng
Berita daerah | 13 Juli 2021, 08:40 WIBJAWA TENGAH, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta tak ada yang main-main terkait ketersediaan obat di Jateng.
Kalau ada yang berani, tegas Ganjar, pihaknya tidak segan-segan untuk mengambil tindakan tegas.
Ganjar mendukung upaya penegakan hukum bagi pihak-pihak yang mencoba mempermainkan obat-obatan di Jateng. Ia meminta usaha farmasi untuk tidak menjual obat-obatan di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Kemeterian Kesehatan.
Ganjar menegaskan tidak boleh ada lagi oknum yang bermain dengan hal itu. “Itu mungkin bisa terjadi di tempat lain. Kenapa kepolisian dan kejaksaan diperintahkan turun, agar tidak ada yang main-main,” kata Ganjar dilansir dari laman Humas Pemprov Jateng, Senin (12/7/2021).
Baca Juga: Cadangan Oksigen Jateng Hilang 60 ton, Ganjar Pranowo Langsung Turun Tangan
“Mesti disikat betul. Agar kita bisa tenang. Nggak boleh ada yang main-main. Kalau obatnya saja sulit, ada yang main-main. Sikat semuanya,” tambah gubernur Jateng dua periode itu.
Kendati begitu, Ganjar meminta pemerintah pusat melakukan penyesuaian dalam penentuan HET obat. Sebab, banyak kasus terjadi bahwa HET yang dikeluarkan pabrikan lebih tinggi dibanding HET yang ditetapkan pemerintah.
“Ketika pemerintah menentukan HET, saya sarankan disesuaikan dengan HET dari pabrikan. Kalau pabrikan sudah terlanjur mengeluarkan dan itu lebih tinggi, maka harus disesuaikan,” jelasnya.
Sebab kalau tidak, maka HET pemerintah jauh lebih rendah dari HET yang ditetapkan pabrikan. Kalau begitu, maka apotek tidak berani menjual ke pasaran.
“Maka yang terjadi kemudian terjadi kelangkaan. Sudah banyak yang menyampaikan ke saya, aturan HET harus dikomunikasikan lagi. Kalau tidak, orang menjual dengan harga lebih tinggi sesuai HET pabrikan akan jadi kriminal,” ucapnya.
Padahal, tambahnya, seringkali pabrikan mengeluarkan HET jenis obat lebih dulu dari ketetapan pemerintah. Hal inilah yang membuat dilema di tingkat masyarakat bawah. “Jadi harus disesuaikan. Tapi intinya tidak boleh ada yang main-main soal ini,” pungkas Ganjar.
Respon Ganjar di atas menyusul laporan Polres Grobogan yang berhasil mengungkap penjualan obat di atas HET yang telah ditentukan oleh Menkes di masa pandemi Covid-19.
Sebuah apotek di Bugel Kecamatan Godong kedapatan menjual salah satu obat dengan cukup tinggi dari harga sebenarnya.
Obat yang dijual adalah Azithromycin Dihydrate 500 mg, yang merupakan salah satu obat yang masuk dalam ketentuan Menkes di masa PPKM Darurat. Sesuai HET, obat itu dihargai Rp1.700 per butir atau Rp17.000 per strip. Namun oleh apotek di Grobogan itu, dijual Rp100.000 per strip.
Baca Juga: Masih Banyak Warga Jateng Ngeyel Aturan PPKM Darurat, Ganjar Pranowo: Kasih Edukasi Harus Sabar
Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV