Menparekraf Dorong Tenun Lokal Lombok Timur untuk Terus Dilestarikan
Peristiwa | 8 Mei 2021, 17:12 WIBBaca Juga: Ratusan Orang Kompak Langgar Protokol Kesehatan di Lombok Timur, Ini yang Dilakukan
Sambari mengajarkan agama Islam kepada penduduk, Nursini juga mengajarkan cara bertani dan menenun. Dengan memanfaatkan bunga-bunga kapas yang tumbuh liar di sepanjang huma-huma.
Kapas itu dikumpulkan dan dijemur. Lalu, dipintal dengan menggunakan alat sederhana yang sekarang disebut ganti (gentian), petuk, saka, dan kanjian.
Selanjutnya, bunga kapas yang telah menjadi benang diberi warna dengan zat pewarna dari tumbuh-tumbuhan, akar dan kulit kayu.
Kemudian benang disesek (ditenun) dengan menggunakan balok-balok kayu sederhana yang dirakit sedemikian rupa menjadi alat tenun sederhana yang disebut alat tenun gedogan.
Hingga saat ini, warisan Nursini dalam mengolah kain tenun tersebut jadi khas di Desa Pringgasela.
Baca Juga: Srikendes Kolaborasi dengan Perajin Baduy Perkenalkan Keindahan Tenun Baduy
Penulis : Hedi Basri Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV