> >

Terbaring Tak Bisa Bicara, Kolonel Iwa Hanya Menangis Anak Didiknya di KRI Nanggala 402 Tenggelam

Peristiwa | 2 Mei 2021, 14:25 WIB
kapal selam KRI Nanggala 402 dikabarkan hilang kontak di Laut Bali, Rabu (21/4/2021). (Sumber: KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)

TASIKMALAYA, KOMPAS.TV - Mantan Komandan KRI Nanggala 402, Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, hanya bisa menangis mendengar anak didiknya yang bertugas di kapal selam tersebut dinyatakan gugur setelah tenggelam di perairan Bali.

Demikian itu diungkapkan oleh ibu mertua Kolonel Iwa, Heni Hunaeni (62), saat mengisahkan keadaan menantunya. Saat itu, menurut Heni, Kolonel Iwa langsung menangis terisak.

Baca Juga: Rapat Terbatas Alutsista Pasca Tenggelamnya KRI Nanggala 402, Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Diketahui, Kolonel Iwa yang merupakan perwira pasukan khusus kapal selam sekaligus juga mantan Komandan Satuan Kapal Selam Koarmabar II TNI AL itu kini terbaring lemas dan tak bisa bicara.

Kondisi Kolonel Iwa yang demikian sudah berlangsung selama puluhan tahun imbas terkena radiasi serbuk besi saat menjalankan tugas di kapal selam.

Heni mengatakan, suara bicara Kolonel Iwa saat itu terdengar parau dibarengi isakan tangisnya. Heni pun mengaku sempat membayangkan jika KRI Nanggala 402 yang tenggelam menimpa menantunya.

Apalagi, ketiga anaknya sampai sekarang masih kecil. Mereka tak bisa bermain dengan ayahnya karena kondisinya yang terbaring di kamar tidur setiap harinya.

Menurut Heni, pihak keluarga sudah bolak-balik berusaha mengobati Kolonel Iwa. Namun, sampai saat ini belum ada perkembangan berarti.

Baca Juga: Kisah Mantan Komandan KRI Nanggala, Sakit karena Puluhan Tahun Hidup di Kapal Selam Berusia Tua

"Tiap hari begitu saja di kamar tidur dan sudah tak bisa bicara. Berobat terus sudah tahunan bolak balik Tasikmalaya-Jakarta," kata Heni dikutip dari Kompas.com pada Minggu (2/5/2021).

"Sekarang sudah tak tinggal lagi di Surabaya sejak akhir 2019 terakhir menjabat Komandan Satsel. Sekarang tinggal di sini."

Heni lebih lanjut menceritakan bahwa anak dan menantunya telah menjual rumah pribadinya di daerah Parakan Honje (Parhon) Indihiang untuk biaya berobat selama ini.

Sejak rumah mereka dijual untuk berobat beberapa tahun lalu, Kolonel Iwa beserta istri dan anaknya kini tinggal di rumah yang berada di sebuah gang sempit bersama mertuanya.

"Kalau rumahnya dulu ada tapi bukan di Jati, di Parhon itu. Itu sudah lama dijual untuk berobat Pak," ucap Heni.

Baca Juga: AL Jerman Beri Penghormatan Bendera Setengah Tiang untuk Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402

Meski terbaring lemah, kata Heni, sampai sekarang menantunya masih aktif sebagai anggota TNI AL dengan pangkat Kolonel. Masa tugasnya masih menyisakan 6 tahun lagi menuju waktu pensiun.

Heni hanya bisa berharap, menantunya akan sehat kembali dan bisa membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.

"Masih aktif, belum pensiun, masih 6 tahunan lagi," ucapnya.

Saat ditemui di rumahnya, Heni menuturkan jika Kolonel Iwa sedang tidak berasa di rumah. Ia tengah pergi ke Jakarta untuk menjalani pengobatan.

"Kalau hari ini tidak ada, tadi subuh berangkat untuk berobat ke RS di Jakarta. Tadi juga banyak orang yang pada datang mau jenguk ke sini. Tapi, anak saya sudah berangkat dibawa berobat ke Jakarta," ucapnya.

Baca Juga: KSAL: Perjuangan 53 Prajurit KRI Nanggala 402 Tidak akan Lekang oleh Waktu

"Saya kurang tahu kapan pulangnya dari Jakarta ke Tasikmalaya."

Dilansir dari Kompas.com, Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, ternyata adik kandung kelima dari mantan Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal (Irjen) Purnawirawan Anton Charliyan.

Menurut Anton Charliyan, Kolonel Iwa merupakan salah satu petugas pelopor kapal selam di Indonesia

"Iya, Iwa itu adik kandung saya dan dia juga sebagai salah satu petugas pelopor kapal selam di Indonesia," ujar Anton.

"Iwa sekarang terbaring sakit dan saat mendengar insiden KRI Nanggala, kami langsung nangis. Namun, mereka sudah tahu risiko pasukan khusus kapal selam itu gadaikan hidupnya dengan maut."

Sebelumnya, Kapal Selam KRI Nanggala 403 milik TNI AL tenggelam di Perairan Bali, Rabu (21/4/2021) lalu.

Baca Juga: Kemendikbudristek Berkomitmen Berikan Beasiswa Kepada Anak hingga Balita Korban KRI Nanggala-402

Kapal selam itu diketahui buatan Jerman 1979 dan kini telah berusia 41 tahun.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU