VMARS, Bukti Indonesia Ikut dalam Eksplorasi Mars
Berita daerah | 16 Oktober 2020, 11:59 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- VMARS, simulasi pelatihan hidup di Mars yang akan dibuat di Yogyakarta, menjadi bukti peran aktif Indonesia dalam eksplorasi Mars. Venzha Christ, penggagas VMARS, memulai pembangunan program VMARS pada akhir 2020, proto program atau purwarupanya pada awal 2021, dan pelaksanaan program pertama diperkirakan pada pertengahan 2021.
“Hampir semua negara besar di dunia saat ini mengambil peran yang sangat aktif untuk memberikan ruang pada ekslorasi ruang angkasa serta perkembanhan industri antariksa mereka,” ujar Venzha Christ, Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS), di Yogyakarta, Jumat (16/10/2020).
Ia menyebutkan sejumlah negara yang menjadikan Mars sebagai proyek utama, antara lain, Amerika (NASA), Uni Emirat Arab (UAESA), Rusia (ROSCOSMOS), India (ISRO), Uni Eropa (ESA), Jepang (JAXA), dan Cina (CNSA). Negara-negara itu sedang berpacu untuk mencapai Mars, mengingat Rusia dan Amerika yang sudah memimpin pada era 60-an dengan berhasil melintasi atau bahkan telah mendaratkan peralatannya di Mars.
Sementara, space agency swasta yang juga ikut dalam kompetisi mengeksplorasi Mars, antara lain, SpaceX, Mitsubishi, Lockheed Martin, Boeing, dan Blue Origin.
Baca Juga: 4 Hal yang Tidak Terungkap dari Viral Lintang Kemukus Menurut ISSS dan LAPAN
Venzha Christ mengawali peluncuran VMARS lewat sebuah perhelatan pameran internasional bernama Bangkok Art Biennale - BAB2020 yang digelar pada 29 Oktober 2020 sampai 31 January 2021. Ia mengusung proyek berjudul MARS IS (NOT) A SIMULATION - a terraforming paradox after the mission.
Lantas, apa saja yang akan dipelajari dan tujuan utama dengan diadakannya proyek VMARS ini? Menurut Venzha Christ, ISSS sudah mempunyai beberapa poin penting untuk dibagikan kepada masyarakat, termasuk memikirkan penerapan sebuah teknologi dan kekayaan materi atau sumber daya alam dan manusia yang ada di Indonesia.
“VMARS akan menjadi sebuah analog Mars yang unik dan berbeda dengan analog Mars yang ada di beberapa tempat di dunia karena akan menggali lebih jauh tentang potensi Indonesia untuk menjadikan keanekaragaman hayati yang ada,” ucap Venzha Christ.
Beberapa contoh keunikan program VMARS, antara lain:
1. Fokus pada penelitian "Terraforming" dengan nama V-TF
Istilah “terraforming Mars” mengacu pada gagasan bahwa planet Mars dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat menopang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. VMARS akan mempelajari cara dan alternatif hipotesis yang sampai saat ini masih merupakan polemik bagaimana cara manusia Bumi untuk melakukan terraforming Mars.
2. Pengenalan tentang "Space Farming" dengan nama V-SFM
Space Farming merupakan usaha manusia beserta teknologinya untuk membuat aktivitas pertanian dan menanam untuk memenuhi kebutuhan makanan di ruang angkasa, seperti di International Space Station (ISS) atau pada habitat yang akan dibangun di Bulan atau Mars nanti. VMARS akan bekerja sama dengan peneliti dan pakar dalam menciptakan inovasi bidang Space Farming ini.
3. Menciptakan kreasi alternatif "Space Food" dengan nama V-SF
Indonesia mempunyai potensi besar dalam inovasi Space Food ini. Dalam beberapa tahun terakhir, makanan luar angkasa telah digunakan oleh berbagai negara yang terlibat dalam program luar angkasa sebagai cara untuk berbagi dan memamerkan identitas budaya mereka dan memfasilitasi komunikasi antar budaya. VMARS akan mengumpulkan banyak ide dari berbagai penelitian komunitas, praktisi, maupun universitas tentang Space Food ini dalam tataran riset dalam negeri.
Selain fokus pada tiga poin di atas, selama mengikuti program VMARS, ada banyak kegiatan dan pembelajaran berupa pengalaman baru yang sangat berbeda dengan kehidupan sehari-hari di planet Bumi, misal, pengalaman isolasi diri hidup dalam habitat yang di disain khusus sebagai tempat tinggal, tempat kerja, tempat bereksperimen, tempat komunikasi, laboratorium, dalam area ruangan yang sangat compact (padat), dan extravehicular activity (EVA).
Baca Juga: Benarkah Ada Serangan Bakteri dari Luar Angkasa? Ini Penjelasan Ahli
“Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebenarnya mempunyai peluang yang cukup besar dan unik dalam menyumbang partisipasinya pada ranah eksplorasi ruang angkasa,” tuturnya.
Venzha Christ berharap Indonesia bisa sejajar dan berkolaborasi dengan negara atau space agency lain dalam waktu yang tidak terlalu lama. VMARS bisa menjadi cikal bakal dari sebuah jembatan unik untuk berkolaborasi, mengingat saat ini Indonesia masih sangat jauh ketinggalan dalam pencapaian bidang teknologi antariksa dan pengembangan pengetahuan luar angkasa.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV