> >

VMARS, Bukti Indonesia Ikut dalam Eksplorasi Mars

Berita daerah | 16 Oktober 2020, 11:59 WIB
VMARS, simulasi pelatihan hidup di Mars yang digagas Venzha Christ, akan dibuat di Yogyakarta, menjadi bukti peran aktif Indonesia dalam eksplorasi Mars (Sumber: istimewa)

Istilah “terraforming Mars” mengacu pada gagasan bahwa planet Mars dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat menopang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. VMARS akan mempelajari cara dan alternatif hipotesis yang sampai saat ini masih merupakan polemik bagaimana cara manusia Bumi untuk melakukan terraforming Mars.

2. Pengenalan tentang "Space Farming" dengan nama V-SFM

Space Farming merupakan usaha manusia beserta teknologinya untuk membuat aktivitas pertanian dan menanam untuk memenuhi kebutuhan makanan di ruang angkasa, seperti di International Space Station (ISS) atau pada habitat yang akan dibangun di Bulan atau Mars nanti. VMARS akan bekerja sama dengan peneliti dan pakar dalam menciptakan inovasi bidang Space Farming ini.

3. Menciptakan kreasi alternatif "Space Food" dengan nama V-SF

Indonesia mempunyai potensi besar dalam inovasi Space Food ini. Dalam beberapa tahun terakhir, makanan luar angkasa telah digunakan oleh berbagai negara yang terlibat dalam program luar angkasa sebagai cara untuk berbagi dan memamerkan identitas budaya mereka dan memfasilitasi komunikasi antar budaya. VMARS akan mengumpulkan banyak ide dari berbagai penelitian komunitas, praktisi, maupun universitas tentang Space Food ini dalam tataran riset dalam negeri.

Venzha Christ saat mengikuti pelatihan simulasi hidup di Mars, Mars Desert Research Station (MDRS), di Amerika Serikat pada 2018 (Sumber: istimewa)

Selain fokus pada tiga poin di atas, selama mengikuti program VMARS, ada banyak kegiatan dan pembelajaran berupa pengalaman baru yang sangat berbeda dengan kehidupan sehari-hari di planet Bumi, misal, pengalaman isolasi diri hidup dalam habitat yang di disain khusus sebagai tempat tinggal, tempat kerja, tempat bereksperimen, tempat komunikasi, laboratorium, dalam area ruangan yang sangat compact (padat), dan extravehicular activity (EVA).

Baca Juga: Benarkah Ada Serangan Bakteri dari Luar Angkasa? Ini Penjelasan Ahli

“Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebenarnya mempunyai peluang yang cukup besar dan unik dalam menyumbang partisipasinya pada ranah eksplorasi ruang angkasa,” tuturnya.

Venzha Christ berharap Indonesia bisa sejajar dan berkolaborasi dengan negara atau space agency lain dalam waktu yang tidak terlalu lama. VMARS bisa menjadi cikal bakal dari sebuah jembatan unik untuk berkolaborasi, mengingat saat ini Indonesia masih sangat jauh ketinggalan dalam pencapaian bidang teknologi antariksa dan pengembangan pengetahuan luar angkasa.

Penulis : Switzy-Sabandar

Sumber : Kompas TV


TERBARU