> >

Teks Ikrar Sumpah Pemuda Asli 28 Oktober 1982, Ini Sejarah Hari Sumpah Pemuda

Edukasi | 27 Oktober 2023, 13:17 WIB
Teks Sumpah Pemuda asli 28 Oktober 1982. (Sumber: Tribunnews)

Kongres yang diketuai oleh Muhammad Tabrani itu membahas pembentukan badan pusat, gagasan persatuan, peran perempuan, peran agama, serta peran bahasa untuk mencapai Indonesia yang merdeka.

Fokus dari pertemuan pertama tersebut ialah pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda untuk mencapai Indonesia merdeka.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada 12 Agustus 1928 para pemuda dan pemudi mengadakan pertemuan untuk membentuk panitia, menentukan waktu dan tempat, serta menyusun tujuan Kongres Pemuda II.

Akhirnya, terpilihlah ketua Kongres Pemuda II yaitu Soegondo Djojopoespito. Kongres yang bertempat di Lapangan Banteng, Jakarta, itu dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda. Berikut susunan kepanitiaannya.

Baca Juga: Contoh Teks Doa Sumpah Pemuda 2023 Tema Permohonan Kesuksesan dan Kesatuan Bangsa

  • Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
  • Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
  • Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
  • Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
  • Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
  • Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
  • Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
  • Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
  • Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

Pelaksanaan Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda II dibagi menjadi tiga rapat. Rapat pertama dilaksanakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Sedangkan rapat kedua dan ketiga dilaksanakan pada Minggu, 28 Oktober 1928.

Rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Melalui sambutannya, Soegondo berharap Kongres Pemuda kedua dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. 

Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin (Muh. Yamin) tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. 

Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua dilaksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop untuk membahas tentang pendidikan. 

Ada dua pembicara yang dihadirkan, yakni Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Keduanya sepakat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan.

Selain itu, perlu adanya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Rapat ketiga berlangsung di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat dan menghadirkan dua pembicara, yakni Soenario dan Ramelan.

Pada sesi tersebut, Soenario sebagai pembicara menjelaskan pentingnya nasionalisme, demokrasi, dan gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengatakan gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. 

Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman yang kini menjadi lagu kebangsaan pun dimainkan sebelum penutupan kongres. Peserta kongres menyambut meriah lagu tersebut. 

Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Para pemuda dan pemudi yang hadir, mengucapkan rumusan itu sebagai Sumpah Setia.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Berbagai sumber


TERBARU