Cari Bibit Atlet Panjat Tebing, FPTI Ajak Penyandang Disabilitas Jajal Wall Climbing
Sports | 3 Juni 2024, 01:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Suasana di arena wall climbing di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, pada Minggu (2/6/2024) terlihat berbeda.
Puluhan penyandang disabilitas tengah menjajal olahraga panjat dinding dengan peralatan lengkap secara bergantian.
Di bawah, petugas medis dan pelatih terlihat serius mengawasi para peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi olahraga panjat tebing, yang digelar Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jakarta Timur.
Salah satu peserta yang antusias mengikuti kegiatan itu adalah Faroq asal Surabaya.
Meski hanya punya satu kaki, ia mengerahkan kekuatan lengan dan kakinya untuk bisa memanjat dinding.
Para pelatih dan peserta lain pun kagum dengan kemampuan Faroq.
"Ya! Ya! Bisa!" seru salah seorang peserta kegiatan saat melihat Faroq memanjat dinding semakin tinggi.
Ketua FPTI Jakarta Timur Dedi Satria mengatakan, pihaknya baru pertama kali menggelar sosialisasi olahraga panjat tebing untuk penyandang disabilitas.
Baca Juga: Ketum KONI Sebut Cabor Panjat Tebing Punya Kesempatan Besar di Ajang Olimpiade 2024 Paris
Ada sekitar 50 penyandang tuna daksa, tuna grahita, tuna rungu, autis, hingga down syndrome yang hadir.
Jumlah itu melebihi ekspektasi lantaran target awal hanya 20 peserta.
"Baru pertama kali dilaksanakan dan bersyukur dalam kegiatan perdana ini bisa terlaksana dan mendapat respons yang positif dari para penyandang disabilitas," kata Dedi kepada Kompas.tv.
"Kita akan mengevaluasi kegiatan sosialisasi tersebut dan kita akan memulai pelatihan seminggu 2 kali," tambahnya.
Setelah menjaring para peminat, FPTI Jaktim akan rutin menggelar latihan untuk meningkatkan kemampuan para peserta difabel agar bisa menjadi atlet panjat tebing atau paraclimbing.
FPTI Jaktim, lanjut Dedi, juga akan memfasilitasi para mereka untuk bertanding di setiap kejuaraan yang digelar FPTI pusat.
Baca Juga: Usai Berlaga di Asian Games Hangzhou, Tim Panjat Tebing Kembali ke Tanah Air Bawa 5 Medali!
"FPTI Jakarta Timur akan fokus untuk membangun tim panjat tebing disabilitas yang dimulai dari tingkat kota, provinsi, nasional dan internasional," ujarnya.
Dedi menerangkan, mayoritas peserta sosialiasi ini baru pertama kali mencoba olahraga panjat dinding. Namun beberapa ada yang sudah akrab dengan olahraga ini.
Salah satunya bernama Rian Dano, penyandang autisme yang sudah lama menggeluti panjat tebing sejak usianya 11 tahun.
Orang tua Rian juga selalu mendukung anaknya dan menjadikan panjat dinding sebagai terapi untuk Rian yang kini berumur 18 tahun.
"Dia autis dari lahir, disarankan oleh dokter untuk terapi dengan latihan manjat," ungkap Dedi.
Baca Juga: Atlet dan Pelatih ASEAN Paragames Dapat Bonus Total Rp320,5 Miliar dari Jokowi!
Untuk memfasilitasi kegiatan paraclimbing, FPTI Jaktim juga menyediakan pelatih yang juga atlet paraclimbing.
"Secara khusus iya pastinya dan pelatihnya yang memang mempunyai pendidikan keolahragaan," ucap Dedi.
Pengembangan atlet difabel panjat tebing atau paraclimbing memang menjadi salah satu fokus FPTI pusat, yang diketuai oleh Yenny Wahid.
Saat ini juga telah berdiri Indonesia Paraclimbing Club (IndPac), yang diinisiasi oleh Sabar Gorky, atlet panjang tebing difabel senior yang juga Ketua Biro Paraclimbing FPTI.
Klub panjat bagi difabel itu dideklarasikan di kota Solo, Jawa Tengah, bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional, yaitu 3 Desember 2021.
Klub itu sekaligus menjadi klub panjat difabel pertama di Indonesia.
Baca Juga: 'Sang Pembuat Sejarah' Atlet Indonesia Veddriq Leonardo Pecahkan Rekor Panjat Tebing Dunia!
Mengutip dari laporan Harian Kompas, Sabar Gorky menjadi sosok kunci di balik pembentukan klub panjat tebing bagi difabel tersebut.
Sabar dinilai sudah punya banyak pengalaman terjun sebagai atlet difabel dalam berbagai kejuaraan panjat tebing baik tingkat nasional maupun internasional.
Pada 2009, ia meraih medali emas dalam Kejuaraan Panjat Dinding Asia di Korea Selatan.
Lalu, pada 2012, Sabar menduduki peringkat ke-4 dalam Kejuaraan Dunia Panjat Tebing di Perancis.
Sejumlah gunung dunia juga pernah ditaklukkannya. Dua di antaranya adalah Gunung Elbrus di Rusia dan Gunung Kilimanjaro di Benua Afrika.
”Sekarang saya diberi kesempatan mengurus paraclimbing karena saya sudah dapat sedikit ilmu dari Korea Selatan, Perancis, dan lain-lain. Itu saya terapkan di sini supaya olahraga panjat tebing semakin berkembang bagi teman-teman difabel,” tutur Sabar dikutip dari Kompas.id, Jumat (3/12/2021).
Baca Juga: Daftar Pebulu Tangkis Indonesia yang Lolos ke Olimpiade 2024, Terbanyak di Tunggal Putra
Sabar berharap, lewat klub tersebut, bisa lahir atlet-atlet difabel baru untuk panjat tebing. Ia meyakini, tak sulit mencari atlet untuk cabang olahraga tersebut.
Persoalannya lebih pada minimnya wadah bagi mereka untuk menyalurkan kegemaran atau bakatnya.
Oleh karena itu, cabang FPTI di berbagai kota juga mulai mencari bibit-bibit atlet paraclimbing berbakat dengan serangkaian kegiatan. Seperti yang dilakukan FPTI Jaktim.
FPTI bercita-cita agar para atlet paraclimbing juga bisa menorehkan prestasi seperti atlet panjat tebing lainnya.
Terbaru, FPTI menargetkan 4 tiket ke Olimpiade Paris 2024. Dua tiket sudah dikantongi lewat Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rahmat Adi Muyono.
Sisanya kini tengah dikejar oleh Veddriq Leonardo dan Rajiah Salsabillah.
Veddriq menjuarai nomor speed pada International Federation of Sport Climbing (IFSC) Climbing Olympic Qualifier di Shanghai, China, yang diselenggarakan 15-20 Mei 2024. Sedangkan Rajiah meraih medali perak nomor speed.
Keduanya akan melanjutkan kompetisi di Budapest, Hungaria tanggal 23 Juni 2024. Akumulasi di Shanghai dan Budapest akan menentukan peraih tiket Olimpiade Paris 2024.
Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya
Sumber :