Sejarah Stadion Kanjuruhan Malang, Saksi Kericuhan yang Memakan Ratusan Korban Meninggal Dunia
Sepak bola | 6 Oktober 2022, 14:09 WIBSetelah sempat tidak digunakan karena pandemi Covid-19, Stadion Kanjuruhan terpilih menjadi salah satu lokasi babak penyisihan Piala Presiden 2022.
Alhasil Pemerintah Kabupaten Malang bersama Manajemen Arema FC merenovasi Stadion. Tujuan mereka memperelok Stadion Kanjuruhan menggunakan dana yang bersumber dari APBD dan dari Presiden Arema Gilang Widya Pramana atau dikenal dengan Juragan 99.
Stadion ini menjadi saksi Arema FC mengukir beberapa prestasi, dilansir dari pemberitaan Tribun News (2/10/2022).
Klub bola asal Malang ini sempat menjadi juara Indonesia Super League (ISL) pada 2009-2010. Di tempat yang sama, pendukung Arema, Aremania, turut mendapatkan penghargaan sebagai The Best Supporter di ajang Copa Indonesia 2006.
Baca Juga: Hari Ini TGIPF ke Malang, Ini Poin Penting yang Dibawa untuk Usut Tragedi Kanjuruhan
Pada 2010 silam, panitia pelaksana (panpel) Arema di Stadion Kanjuruhan mendapat gelar Panpel Terbaik ISL 2009-2010. Penghargaan ini disabet Panpel Arema lantaran mampu mencatatkan jumlah penonton terbanyak se-Asia Tenggara untuk musim kompetisi 2009-2010 dan 2010-2011.
Peristiwa membahagiakan lain di stadion ini, yakni saat Arema meraih empat trofi juara turnamen, mulai dari Super Copa Indonesia 2006, Menpora Cup 2013, SCM Cup 2015, dan terakhir Piala Presiden 2019.
Sejarah kelam Kanjuruhan
Stadion Kanjuruhan juga beberapa kali menjadi saksi tragedi kericuhan. Masih dari sumber yang sama, pada 13 Juli 2005, pembatas tribun Stadion Kanjuruhan roboh saat Arema mengalahkan Persija Jakarta 1-0.
Akibat kerusuhan tersebut, seorang Aremania berusia 16 tahun meninggal dunia dan puluhan orang terluka. Pada 15 April 2018, tragedi kembali terjadi usai laga Arema melawan Persib Bandung yang berakhir imbang 2-2.
Suporter yang tidak terima dan menilai wasit tak adil pun membuat kerusuhan hingga banyak korban pingsan akibat tembakan gas air mata.
Menurut Manajemen Arema FC saat itu, sebanyak 214 orang menjalani perawatan di rumah sakit, dan seorang Aremania meninggal dunia.
Penulis : Kiki Luqman Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV