> >

Jerit Aremania ke TGIPF: Keadilan untuk Korban, Ada Ibu-Ibu dan Anak-Anak Tak Bersalah

Sepak bola | 4 Oktober 2022, 11:31 WIB
Seorang Aremania mengisahkan bagaimana ia bisa selamat dan bertahan dari kericuhan (Sumber: Kompas TV)

"Sebagai pribadi saya garis bawahi, kesalahan terbesar di PSSI. Selama puluhan tahun, tidak bangun fondasi kuat, terutama dalam hal sportivitas. tidak ada kompetiis yang memperlihatkan dari muda, menang-kalah itu biasa. Itu mulai dari sana," ungkapnya. 

Baca Juga: Komnas HAM Ungkap Ternyata Hanya Ada 2 Pintu yang Terbuka Saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

"Bukan dari liga 1, itu sudah bau bisnis. Kalau pertandingan ini malam, 'kan sudah sudah ada histori panjang antara Arema vs Persebaya, misalnya, tapi dijawab, ini kan nggak ada bonek. Tapi kan 3-4 minggu lalu bonek juga masuk ke lapangan, sebagai contoh," tambah Joy. 

"ini PSSI, panpel dan LIB, daya penciumannya krisis. Yang mereka pikirkan uang. Kemudian pertandingan kalau malam hari, karena petugas kemananan susah di malam hari. Saya garis bawahi itu," sambungnya. 

Diberitakan sebelumnya kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai berakhirnya laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10).

Akibatnya lebih dari seratus orang dilaporkan menjadi korban.

Data terbaru insiden ini mengungkapkan sebanyak 125 orang meninggal dunia. Sementara korban luka berat 21 orang dan luka ringan 304 orang.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU